Sayangnya, popularitas Prabowo seperti sudah mentok, dan butuh tokoh lain yang bisa mengangkatnya. Di sinilah kemudian muncul dilema, apakah mungkin Gatot mau menjadi calon wakil presiden bersama Prabowo, atau sebaliknya?
Gatot bukan berarti tak punya titik lemah. Pertama dan utama adalah dia tak punya partai, dan tak mungkin maju sebagai calon independen karena konstitusi tak memungkinkannya. Apakah tak mungkin Gatot akhirnya bergabung dengan partai politik? Secara pribadi, saya pesimistis terhadap kemungkinan ini. Yang paling mungkin adalah Gatot bergabung dengan partai sesudah dilantik menjadi presiden.
Apa pun skenarionya --apakah Gatot bergabung dengan partai politik atau partai politik akhirnya setuju mencalonkan dia menjadi presiden-- kita bisa melihat situasi Gatot dari 2 sisi:
Pertama, dia adalah tokoh populer yang bukan kader atau anggota partai politik, tetapi berpotensi dicalonkan sebagai presiden atau wakil presiden. Kedua, Gatot sangat paham bahwa partai politik adalah jalan satu-satunya untuk mendapatkan tiket pencalonan menjadi presiden dan wakil presiden, tetapi dia masih bisa melepaskan kontrol partai politik ketika menang dalam Pilpres 2019.
Mengapa Gatot Nurmantyo tiba-tiba populer? Bagaimana peluang Romahurmuziy, Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto, Agus Harimurti Yudhoyono, Chairul Tanjung, Mahfud MD, dan lain-lain. Dikusi akan kita lanjurkan pada seri tulisan berikutnya. Saya mau tidur siang dulu. Hehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H