"Untuk anggaran biaya produksi kami, belum ada biaya yang paten, jadi masih tercampur antara biaya kas KUB Leguti dengan dana pribadi anggota kami. Aliran dana belum ada perencanaan yang jelas, pencatatan hanya berupa produk masuk dan keluar saja." Kata ibu Andini selaku ketua KUB Leguti menjelaskan.
Dari sisi pengelolaan keuangan, KUB Kelurahan Leguti sudah memiliki buku besar namun hanya untuk mencatat barang masuk dan barang keluar, serta kas masuk dan kas keluar saja. Sedangkan untuk anggota sebagai pelaku produksi tidak memiliki pencatatan dalam kegiatan produksi itu sendiri.Â
Bahkan modal usaha masih tercampur dengan keuangan pribadi sehingga usaha tidak berkembang. Hal ini berarti saat ini KUB Leguti sangat memerlukan dukungan pengetahuan dalam pengelolaan keuangan untuk menunjang produksinya.
Dalam kegiatan PKM ini, kami mahasiswa magister manajemen yang diketuai oleh Lidya Devega dengan beranggotakan Ananda Egi Aulia Aziza, Sri Selviana Lestari dan Tania Rambe, dan didampingi oleh dosen pendamping kami Dr. Ir. Nardi Sunardi, SE, MM dan Dr. Zulfitra, S.Si, MM., memberikan pengarahan mengenai ilmu manajemen terkait keuangan untuk KUB Kelurahan Leguti, yang kedepannya diharapkan bisa terealisasi perencanaan, pengelolaan dan pencatatan keuangan yang baik sehingga usaha KUB Leguti semakin berkembang.
Selain itu, kami menghimbau anggota KUB Leguti tetap terus melakukan produksi secara berkelanjutan sehingga usaha KUB Leguti bisa berkembang secara lokal dan nasional, dengan tetap memperhatikan biaya produksi dan alurnya. Harapan kami, KUB Leguti secara perlahan dapat terus memperbaiki pencatatan keuangannya, sehingga keluaran yang dihasilkan dapat terlihat dengan jelas dan menghasilkan keuntungan sesuai yang diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H