Mohon tunggu...
Tania Natalia
Tania Natalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya sngt suka menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Teori Psikososial Erik Erikson dan Tahapan Perkembangan Manusia

17 Januari 2025   16:34 Diperbarui: 17 Januari 2025   16:34 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan manusia adalah proses panjang yang melibatkan berbagai aspek fisik, emosional, dan sosial. Salah satu teori yang berpengaruh dalam memahami dinamika ini adalah teori psikososial yang dikembangkan oleh Erik Erikson. Teori ini menawarkan pandangan komprehensif tentang bagaimana manusia berkembang melalui delapan tahapan kehidupan, masing-masing dengan tantangan atau krisis yang harus diatasi.

• Dasar Teori Psikososial Erik Erikson

Erikson, seorang psikolog asal Jerman, percaya bahwa perkembangan manusia tidak hanya bergantung pada faktor biologis, tetapi juga pada hubungan sosial dan lingkungan. Dalam teorinya, setiap tahap perkembangan dihadapkan pada konflik yang menjadi titik krusial bagi individu. Keberhasilan atau kegagalan dalam menyelesaikan konflik ini akan memengaruhi pertumbuhan psikologis dan sosial seseorang.

• Delapan Tahap Perkembangan Psikososial

1. Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0-1 Tahun)

Tahap awal kehidupan ini berfokus pada pembentukan kepercayaan terhadap dunia. Bayi yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang akan mengembangkan rasa percaya, sementara pengabaian dapat menyebabkan ketidakpercayaan terhadap lingkungan.

2. Kemandirian vs Rasa Malu dan Ragu (1-3 Tahun)

Pada tahap ini, anak mulai belajar mandiri, seperti berjalan atau makan sendiri. Dukungan yang tepat akan membantu mereka merasa percaya diri, sementara kritik berlebihan dapat menanamkan rasa malu dan keraguan.

3. Inisiatif vs Rasa Bersalah (3-6 Tahun)

Anak-anak mulai mengeksplorasi lingkungan dan mengambil inisiatif. Jika diberikan kesempatan, mereka akan merasa mampu. Namun, larangan yang terlalu keras dapat menyebabkan rasa bersalah yang menghambat perkembangan.

4. Kerajinan vs Rasa Rendah Diri (6-12 Tahun)

Tahap ini ditandai dengan keinginan anak untuk belajar dan berprestasi. Jika usaha mereka dihargai, mereka akan merasa kompeten. Sebaliknya, kegagalan atau kritik terus-menerus dapat memunculkan rasa rendah diri.

5. Identitas vs Kebingungan Peran (12-18 Tahun)

Remaja mencari jati diri dan mencoba memahami peran mereka di masyarakat. Krisis identitas sering muncul pada tahap ini, dan dukungan dari lingkungan akan membantu mereka menemukan arah hidup yang jelas.

6. Keintiman vs Isolasi (Dewasa Awal)

Di tahap ini, individu berusaha membangun hubungan yang intim dan bermakna dengan orang lain. Kegagalan dalam menjalin hubungan dapat menyebabkan perasaan terisolasi.

7. Generativitas vs Stagnasi (Dewasa Tengah)

Tahap ini berfokus pada kontribusi terhadap masyarakat, seperti melalui pekerjaan atau keluarga. Kegagalan untuk merasa produktif dapat memicu stagnasi dan ketidakpuasan.

8. Integritas vs Keputusasaan (Lansia)

Di akhir kehidupan, individu merefleksikan pencapaian dan pengalaman hidup mereka. Rasa puas membawa kedamaian, sedangkan penyesalan dapat memicu keputusasaan.

• Penerapan Teori Erikson

Teori psikososial Erikson dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, konseling, dan pengasuhan anak. Dengan memahami tahapan ini, orang tua, pendidik, dan profesional kesehatan mental dapat memberikan dukungan yang sesuai untuk membantu individu melewati setiap tahap dengan baik.

Kesimpulan

Teori psikososial Erik Erikson memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana manusia tumbuh dan berkembang sepanjang hidup. Setiap tahap membawa tantangan yang harus diatasi, tetapi juga peluang untuk membangun fondasi yang kuat bagi perkembangan berikutnya. Memahami teori ini membantu kita lebih peka terhadap dinamika perkembangan manusia, baik dalam diri sendiri maupun orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun