Mohon tunggu...
Tania Agustina Suherman
Tania Agustina Suherman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Tania Agustina Suherman NIM : 43222010008 Jurusan : S1 Akuntansi Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 - Diskursus Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar pada Upaya Pencegahan Korupsi

11 November 2023   10:40 Diperbarui: 12 November 2023   09:58 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Tania Agustina Suherman

NIM : 43222010008

Prodi : S1 Akuntansi

Matkul : Pendidikan anti korupsi dan Etik UMB

Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Pada era sekarang, tindak pidana korupsi telah merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Perbuatan kotor para koruptor bahkan lebih parah lagi; khususnya, merampas hak-hak masyarakat dan masyarakat pada umumnya, hak untuk berkembang, hak untuk hidup layak karena dikelilingi oleh kemiskinan, hak untuk menikmati pendidikan yang ideal dan bahkan hak-hak dasar hidup lainnya yang seharusnya dimiliki oleh siapa pun. Namun karena korupsi semakin merajalela, maka semua itu menjadi kenyataan di depan mata kita dan keadaan ini sedang terjadi di negara kita tercinta: Indonesia.

Untuk memulai materi mengenai "Gaya kepemimpinan visi misi semar pada Upaya pencegahan korupsi" mari kita bahas lebih rinci mengenai "SEMAR" itu sendiri terlebih dahulu.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Apa itu Semar? Semar itu merupakan tokoh utama Panakawan  yang arti dari Panakawan tersebut adalah Pana yang artinya bijaksana dan kawan artinya sahabat. jadi artinya itu adalah sahabat yang bijaksana. Semar adalah pemimpin kelompok empat orang sahabat "Ponokawan". Ponokawan tampil sebagai kelegaan menghadapi dunia (wayang) yang tengah dilanda kekacauan. Semar bersama ketiga anggota lainnya Gareng, Petruk dan Bagong dengan penampilan yang aneh, sekilas misi mereka hanya sebatas melontarkan lelucon dan meredam ketegangan penonton yang mencapai puncaknya pada tengah malam. Namun jika dicermati, Ponokawan mempunyai peran dan makna yang tidak sepele sama sekali. Padahal, secara filosofis, inilah roh-roh sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh dalang dalam wayang, karena pengaruh para Sunan. Menurut para ahli filsafat Jawa dan para pelaku wayang, asal muasal Ponokawan masih belum jelas dan mempunyai banyak versi. Menurut Sobirin yang mempelajari dunia wayang di Sanggar Sobo Kardi Semarang, Ponokawan hanya ada dalam cerita wayang Jawa yang dikembangkan oleh Sunan Giri dan kemudian dibawakan oleh Sunan Kali Jogo.

Masyarakat Jawa sendiri lebih mengenal kitab Mahabharata dan menggunakannya sebagai pedoman hidup. Tempat tersebut menceritakan tentang Pandawa dan Korawa. Berbeda dengan versi aslinya, masyarakat Jawa sudah mengenal Punokawan sejak zaman dahulu. Dicek lagi kitab Mahabharata, nama Punokawan sepertinya tidak ada. Jadi siapa sebenarnya Punokawan ini? Jadi Punokawan ini adalah pengabdi dari pandawa.

Para abdi Pandawa berjumlah empat orang   yaitu, Semar, Gareng, Petruk, Bagong.

Nama Semar menjadi populer karena boleh dikatakan dia adalah pelindung semua ksatria.Yang paling bijaksana dan mempunyai kesaktian tiada tara. Tokoh ini terus berkembang karena dahulu pada masa penyebaran Islam, kisah Mahabharata masih  digunakan.

Nah teman- teman, apa kalian tau kapansi sosok/tokoh Semar ini muncul? Tokoh Semar ini ternyata sudah muncul dalam sebuah karya sastra yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit bernama sudamala. kalian bisa melihat reliefnya yang terletak di Candi Sukuh yang bertuliskan dengan tahun 1439. Menurut Pujangga Jawa, Tokoh Semar yang dikisahkan ini bukan sekedar sebagai rakyat biasa saja. Melainkan menjadi seorang maha guru bernama Batara Ismaya. Merupakan kakak dari Batara Guru merupakan Rajanya para dewa. Ada banyak versi mengenai tokoh Semar. Dari anak Sahyang Nurrasa yang diberi nama Sahyang Tunggal. Sampai anak Sahyang Wenang. Namun tokoh Semar tetap digambarkan sebagai pelindung para ksatria kerajaan pada masa itu loh teman-teman.

Banyak Sunan yang menyebut sosok Semar ini sebagai panutan pribadi bagi semua orang. Salah satunya mempunyai sifat Nyegara, atau mempunyai hati seluas lautan. Memang dari segi fisik terkesan tidak sempurna. Unik sekali, namun keteladanan dan kepribadiannya menjadi simbol dan teladan bagi masyarakat Jawa. Dimana karakter ini selalu tersenyum disetiap situasi. Namun kedua bola matanya juga menunjukkan tanda-tanda bengkak atau robek. Bukan hanya bijak tapi juga mampu menjadi orang tua. Semar juga memiliki aspek religius yang mendalam. Beberapa penyair menyebutnya sebagai utusan Allah atau hampir seperti nabi. Jadi,orang Jawa menggambarkan Semar sebagai Tuhan dengan segala atributnya; sejenis personifikasi Tuhan. Tidak disebut kekanak-kanakan, tidak disebut tua, bahkan tidak disebut menangis atau tertawa; itulah semar.

Semar digunakan pada zaman Jawa kuno, Hindu, dan Islam. Syekh Siti Jenar beberapa kali bertemu Semar (Dang Hyang) untuk membedah Jawa. Walisongo generasi pertama, Syekh Muhammad Bakir Al-Farisi, orang Jawa memanggilnya Syekh Syubakir, membedah tanah Islam dengan restu Dang Hyang Semar.

  • Deng Hyang adalah leluhur yang suci.

Makanya ada istilah Sang Hyang, Rah Hyang. Ketika kalian melayani Yang Kudus, kalian berdoa. Langgar merupakan lakon tentang studio film dan tokohnya, Dah Hyang Semar. Filosofi ketuhanan Semar membuat orang Jawa terbuka terhadap segala tradisi, termasuk Islam, Budha, Hindu, Kristen, dan Tantra. Nah itu merupakan filosofi ketuhanan gaya Semar. Serat Sidomoro, cerita yang melahirkan tradisi ruwatan; Semar di sana muncul sebagai yang momong Sadewa.

 Secara fisik, Semar bukanlah laki-laki dan bukan perempuan. Tangan kanan terangkat, tangan kiri ke belakang. Simbol tersebut menunjukkan bahwa jika kita telah menerima hadiah dari atas maka kita harus membagikannya dari bawah. Semar adalah seorang anak kecil dan seorang lelaki tua. Anak-anak itu suci, dan orang tuanya sudah dewasa. Semar adalah sosok yang paradoks; yang artinya anda tidak dapat melihat tawa, Anda juga tidak dapat menangis. Inilah sebabnya mengapa hostel dapat diakses oleh segala usia. Semar mempunyai perut buncit karena harus bersaing dengan kedua saudaranya, Togog dan Batara Guru, untuk memakan gunung.

Batik Semar berwarna hitam, Patung Semar berwarna hitam, itu bukan sindiran orang Jawa berkulit hitam. Para Penjaga memiliki filosofinya sendiri: api, angin, air, bumi.

Bumi : yang paling istimewa. Bumi berwarna hitam. Dan memiliki faktor tertinggi. Bumi sunyi dan kokoh. Semar lebih kuat dari dewa mana pun, namun tidak menunjukkan kehebatannya. Dia melindunginya; Jangan sombong meski punya banyak ilmu dan wawasan.

Semar mempunyai delapan kesaktian (kekuatan) Kuncung, antara lain : tidak pernah lapar, mengantuk, jatuh cinta, sedih, lelah, sakit, panas atau dingin. Orang Jawa lebih memilih dewa yang dimanusiakan daripada manusia yang mendewakan sendiri. Siapapun yang mengaku sebagai tuhan bukanlah tuhan. Begitu pula yang mengaku ustaz, bukan ustaz, mengaku gus, bukan gus, mengaku wali, bukan wali karena hanya mengaku sebagai wali. Secara sufistik, apakah seorang wali itu tahu bahwa dirinya itu wali? Kalau tahu, maka kewaliannya diragukan.Semakin kamu klaim diri kamu dekat dengan Allah---alamat, kamu belum dekat!

Semar juga seorang Punokawan yang artinya teman jernih. Jadilah kalian semua itu Punokawan; teman yang bisa ngasih solusi dengan jernih. Teman yang bisa diajak diskusi. Ada makna tersirat yang sering dibawakan dalang ketika memainkan Semar, yaitu "mbregegeg, ugeg-ugeg, hmel-hmel, sak ndulit, langgeng".

Mbregegeg = Jangan diam                                                                                                                                                

Ugeg -- ugeg = Berusaha untuk lepas

Hmel -- hmel = Mencari apapun kebaikan di dalam hidup                         

Sak ndulit = Hasilnya sedikit            

Langgeng = Hasilnya baik dan langgeng/abadi

Oh yaa, apa kalian juga tau kalau asal usul Semar ini berasal dari sebutir telur loh teman- teman? Berikut saya jelaskan makna/arti semar dari lapisan telur ini :

(LAPISAN PERTAMA ) Kulitnya menjadi Togog yang menjadi simbol kehidupan seperti halnya kulit yang tidak puas hanya mementingkan hal-hal duniawi hanya karena ia menghidangkan kepada monster sebagai simbol simbol kemarahan.

(LAPISAN KEDUA) Putih menjadi Semar menjadi simbol hidup suci lebih mementingkan isi dibandingkan kulit. Ia selalu menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, serta mengoreksi segala bentuk penyimpangan , sehingga ia mengabdi pada raja dan ketua ksatria. tenaga kuda.

(LAPISAN KETIGA) Warna kuning menjadi Manikmaya yang mencerminkan kekuatan, sehingga pada tahun ia diangkat menjadi raja dewa langit "Junggring Salaka" sebagai Bhatara Guru.

Walaupun Semar adalah manusia atau rakyat jelata yang menjadi abdi raja dan ksatria, namun ia mempunyai kesaktian yang melampaui Bhatara Guru, raja para dewa. Semar selalu bisa mengalahkan kesaktian Bhatara Guru jika ingin mengganggu Lima Pendawa yang berada dibawah asuhannya.

Ada 3 doktrin ajaran Semar

  • ojo dumeh, mengajarkanmu untuk tidak gegabah. Jangan sampai kamu terlena dengan apa yang kamu punya, karena ukuran sesuatu bukanlah sesuatu yang bersifat fisik, melainkan sifat batiniahnya.
  •  Eling, mengajarkan kita untuk selalu menghadirkan Tuhan dalam hidup kita (Ingat Tuhanmu). Tuhan masih mempunyai pengaruh dalam hidup Anda. Ingatlah selalu  kesalahan kita dan mohon ampun/maaf agar memiliki karakter yang baik.
  • Waspodo, mengajarkan Anda untuk selalu berhati-hati dan teliti dalam menjalani hidup.

Dalam cerita-ceritanya, Semar selalu memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat bagi semua orang. Dimana Beliau mengajarkan bahwa harus selalu membawa manfaat bagi orang lain. Kesabarannya patut diapresiasi. Hal ini patut dijadikan teladan, seperti tidak terlalu bersedih saat terjadi bencana alam. Atau ketika kalian kehilangan sesuatu yang berupa benda misalnya. Sebab, pada akhirnya, semua itu merupakan titipan semata (milik Allah).

CONTOH    : saat segala sesuatu atau misalkan seseorang yang ada dalam hidup kita hilang atau tidak ada lagi Bersama kita, di sisi kita. Itu semua adalah menjadi sebuah pertanda bahwa Allah ingin mengambilnya dan pasti akan menggantikannya dengan kebahagiaan lain yang jauh jika kalian bersabar. Tetapi, semua itu akan tidak terganti (Allah akan mebiarkannya) menjadi hilang jika kita selalu mengeluh dan menyalahkan.

Para pujangga Jawa juga menceritakan kisah kesaktian Semar yang disebut "kentut".

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Bukan merupakan sebuah alat atau senjata seperti halnya ksatria lainnya. Namun, kekuasaan tersebut mempunyai kemampuan untuk membawa masyarakat kembali ke jalan yang benar. Tokoh pewayangan Semar memang menjadi teladan yang baik khususnya bagi generasi muda. Dimana gambaran hikmah dan ketakwaan dalam dirinya dapat menjadi contoh bagaimana bersikap dan bertindak di dunia yang fana ini.

Yang perlu kita ketahui lebih lanjut adalah mengapa Semar memiliki senjata  "Kentut" dan bukan senjata fisik seperti panah, pedang, tombak atau lainnya.

Beberapa Ciri Senjata "Kentut" Semar :

1. Jadi Kentut ini berasal dari Semar sendiri, jadi senjata ini merupakan kekuatan yang berasal dari kepribadian Semar dan bukan alat yang diciptakan atau dibuatnya.

 2. Semar menggunakan senjatanya bukan untuk membunuh melainkan untuk membangkitkan. Dalam beberapa lakon/cerita wayang, Semar menggunakan senjata "Kentut" miliknya untuk melawan para resi/raja/satria yang tidak dapat dikalahkan oleh Pandawa Lima yang akhirnya mengalahkan "jahat" atau membangkitkan dalam inkarnasi aslinya, biasanya sebagai Bhatara Guru, Bhetari Durga, dll.

 3. Semar akan menggunakan senjata "Kentut" miliknya jika cara konvensional yaitu penggunaan senjata konvensional tidak dapat menyelesaikan permasalahan.


Sebagai makna simbolis dari "Kentut", mempunyai sifat sebagai berikut:

1. Selalu mengusung nuansa suara dan indra penciuman.

2. Sering berbau busuk atau tidak sedap.

3. Karena, "Kentut" itu juga bisa merujuk pada suara yang berbau atau memiliki nuansa yang sulit untuk didengar atau dirasakan.

Jadi kalau kita kombinasikan dengan simbol Semar seperti maka suara "rakyat" kecil yang bercirikan kesederhanaan itu akan membawa pada hakikat hikmah dan cara pandang yang murni yang mampu menghadirkan visi yang lebih murni  tanpa ada bias yang dapat menangkap maknanya. kebenaran  apa adanya.

 Oleh karena itu, senjata "Kentut" Semar mungkin memiliki makna simbolis berupa suara "rakyat" yang menyampaikan kebenaran yang sifatnya membuat para pemimpinnya merasa kembali ke jalan yang benar sehingga suaranya menguntungkan pemimpinnya. tajam bukan , kedengarannya asyik dan kalau dirasa bau banget karena kritiknya yang blak-blakan, yang cenderung  menyakitkan kalau untuk pemimpin rakyat.

Jadi, secara garis bisar kesaktian atau senjata Semar berupa "Kentut" ini secara simbolis dapat dipahami sebagai senjata pamungkas "rakyat" untuk menyadarkan pemimpinnya agar  kembali ke jalan yang benar yaitu moralitas dan etika. Harus dihormati. Pencapaian tujuan yang benar harus dilakukan dengan cara yang benar, sayang sekali jika kita dipimpin oleh seorang pemimpin yang membiarkan segala cara untuk mencapai tujuan tersebut (tanpa maksud untuk mengurangi nilai keberhasilan secara phisik yang telah dicapai selama ini). Nilai-nilai moral luhur masyarakat Jawa pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya selalu mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan yang baik  menuju Indonesia  adil dan makmur  harus  sekaligus mengamalkan moralitas  yang indah untuk mewujudkan cita-cita "Panang - Punjung". Panjang yang artinya menjadi teladan bagi negara lain, dan Punjung artinya mempunyai wibawa yang tinggi.

Pada tokoh Semar ini, kita juga dapat mengetahui Berbagai ajaran moral yang tercermin pada berbagai sebutan atau nama lain dari semar antara lain:

1. Semar bermakna hseming samar-samar yang artinya "sang penuntun makna kehidupan". Semar artinya tersamar atau tidak jelas. Semar secara semantik mempunyai pengertian gaib atau misteri, tidak dapat dijangkau oleh akal. Semar berasal dari kata "Sar" yang berarti suatu yang memancarkan cahaya (Sri Mulyono, 1982, 41-42). Semar artinya datan kasamaran sakaliring kahanan, ingkang gumelar ya kang gumulung.

2. Tokoh Semar disebut juga Badranaya terdiri dari kata badra yang berarti bulan (bulan) dan kata naya yang berarti pemimpin, pembimbing, tetapi dapat diartikan sebagai wajah. Istilah Badranaya berasal dari kata bebadra yang berarti membangun fasilitas dari awal dan kata naya atau nayaka yang berarti utusan. Jika digabungkan, keduanya dimaksudkan untuk menjalankan sifat konstruktif dan memenuhi perintah Tuhan demi kemaslahatan umat manusia. Ada pula penjelasan bahwa istilah Badranaya berasal dari badra yang berarti bulan, naya berarti ulat atau pasemon, artinya jika karakternya bahagia maka angka tersebut adalah seperti bulan purnama. Hal ini dikaitkan dengan bahasa Arab, kata badra berasal dari kata Bed-ru yang berarti bulan ke-14, bulan bersinar sangat terang (Musa Al Mochfoeld, 1976, 66).

3. Semar disebut juga Nayantaka, naya artinya ulat atau polatan dan antaka artinya kematian jadi nama ini artinya wajah Semar pucat seperti mayat.

4. Semar juga mempunyai nama Saronsari, artinya segala tingkah laku Semar selalu menarik.

5. Dhudho Manang Munung penampakan tokoh badut ini membingungkan, kalau laki-laki berpayudara besar, kalau perempuan berkumis, tidak menangis dan tersenyum, bukan manusia. atau dewa, dan dia bukanlah orang lemah. Dilihat dari sudut pandang duniawi, angka ini tidak lebih dari sebuah tanda dari Tuhan.

 6. Juru Dyah Punta Prasanta artinya pamomong bagi pejuang yang ingin menyempurnakan kebajikannya.

7. Janggan Smara Santa artinya dadi guruning saben wong kang gegulung tapa brata, sabar drana, lila legawa (menjadi guru setiap orang yang gemar bertapa, sabar, dan ikhlas).

 8. Wong Boga Sampir artinya seorang yang telah terhindar dari segala godaan, tidak terpengaruh oleh kenikmatan dan gemerlapan dunia, ia sebagai manusia yang merdeka lahir dan batin.

9. Bojogati artinya pelayan yang sangat setia dan bertanggung jawab terhadap kewajibannya.

Tulisan atau kisah di atas yang sudah saya paparkan memberikan  gambaran bahwa tokoh Semar ini merupakan tokoh yang paling banyak mendapat perhatian dalam penafsiran simbolik karena keunikannya, keambiguannya dan ketidakjelasannya, dan terlebih lagi karena dia merupakan tokoh asli Jawa/Indonesia yang digunakan oleh para ulama Jawa atau tokoh budaya masa lalu.

Agar kita dapat menyimpulkan dengan baik Upaya pencegahan visi misi yang dilakukan Semar, kita bahas sedikit mengenai korupsi itu sendiri dulu ya teman-teman.

Mengenal Korupsi itu sendiri apasii?

Definisi Korupsi, Korupsi itu berasal dari kata latin yaitu "corruptio".Kata itu sendiri mengandung kata kerja "corrumpere" yang artinya membusuk, merusak, mengguncang, menggulingkan, a tau menyuap. Menurut Andi Hamzah, kosakata bahasa Latin kemudian menyebar ke banyak bahasa di Eropa, seperti bahasa Inggris. khususnya "korupsi", "korupsi"; Kata Perancisnya adalah "korupsi"; dan dalam bahasa Belanda "corruptie", "korruptie". Dari kosakata bahasa Belanda inilah yang diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata "korupsi".

Menurut TI atau yang biasa di sebut Transparency International, Korupsi adalah tindakan pejabat, politisi atau pegawai negeri yang secara tidak adil dan sah memperkaya diri mereka sendiri atau memperkaya orang-orang berkuasa dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Definisi korupsi lainnya yang diberikan oleh Bank Dunia pada tahun 2000 adalah "korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi". Definisi Bank Dunia ini telah menjadi standar internasional dalam pembentukan korupsi.

Definisi lain dari korupsi Dalam Pasal 8 UN Convention Against Transnational Organized Crime and The Protocol Theret, Korupsi itu mencakup menjanjikan, menawarkan, atau memberikan kepada pejabat publik, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu keuntungan yang tidak wajar, kepada dirinya sendiri atau kepada orang atau badan lain, atas tindakan atau kelambanan pejabat tersebut.

korupsi adalah permintaan atau penerimaan pejabat publik, langsung atau tidak langsung, atas keuntungan yang tidak pantas, untuk pejabat publik itu sendiri atau untuk orang atau badan lain, sehingga pejabat publik itu bertindak atau tidak bertindak untuk melaksanakan haknya. Hak fungsi resminya.

Suatu perbuatan dapat dikatakan koruptif harus memenuhi tiga unsur, yaitu melanggar hukum, memperkaya diri sendiri atau orang lain, dan berpotensi merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Lebih lanjut, ilegalitas dipahami sebagai suatu perbuatan yang tidak diatur oleh undang-undang (secara formil melanggar hukum), namun jika perbuatan tersebut dianggap tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau standar kehidupan sosial dalam masyarakat (ilegal). bahan). hukum), maka perilaku tersebut dapat dihukum. Dari uraian tentang korupsi di atas dapat diketahui bahwa korupsi adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memperkaya diri sendiri dengan cara menyalahgunakan kekuasaan negara atau mengutamakan kepentingan pribadi. merugikan banyak pihak, baik masyarakat, bangsa, dan negara. Apabila tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma kehidupan bermasyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (mengandung unsur melawan hukum), maka perilaku tersebut dapat dipidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

           Nah dengan berbagai rangkaian semua materi yang saya sampaikan di atas, dapat kita simpulkan untuk kita ketahui bagaimanasih gaya kepemimpinan visi misi sosok semar ini dalam Upaya pencegahan korupsi.

Semar merupakan tokoh Panakawan yang melambangkan yang mengajarkan bagaimana menjadi manusia atau pemimpin yang baik. Perbedaan sifat dan ajaran tersebut antara lain:

  • pemimpin tidak mengagungkan nenek moyang dan asal usulnya
  • pemimpin harus (temuwo) berpikir dan mempunyai visi yang luas dan mendalam.
  • pemimpin tidak boleh menolak kritik
  • pemimpin harus mudah tergerak oleh penderitaan rakyatnya
  • pemimpin harus selalu siap mengabdi dalam kondisi apapun dan Pemimpin harus mampu berdehem (menghargai hasil pemimpin sebelumnya dan menutup-nutupi kejahatan apa pun yang ada).

Jadi kalau dalam pengajaran semar untuk menjadi pemimpin yang baik, itu terlihat ke dalam Upaya bagaimana semar melakukan pencegahan terhadap korupsi. Dengan apa yang kita baca, sosok semar ini seharusnya mampu memotivasi para Masyarakat untuk berpikir bijak dan menjadi sosok pemimpin dengan baik serta bertanggung jawab atas apa yang diri kalian kerjakan saat ini. Kemudian beberapa sifat atau sikap yang telah terdapat dan diajarkan dalam sosok semar tersebut untuk bisa menanggulangi atau mencegah atau mengurangi adanya korupsi diantaranya itu bisa kita representasikan sebagai berikut :

Jujur  :  Kejujuran adalah sikap jujur, tidak berbohong, tidak menipu dan ikhlas. Seseorang yang mempunyai nilai kejujuran dalam hatinya tidak akan pernah rusak, karena ia tahu bahwa perbuatannya itu merupakan bentuk penipuan dan kejahatan. Orang yang berintegritas dan jujur akan selalu memegang teguh prinsip yang diyakininya benar. Mereka yang menghargai kejujuran juga harus menolak ketidakjujuran. Ia harus berani menegur atau melaporkan tindakan tidak jujur seperti korupsi atau lainnya.

Lalu Bertanggung Jawab  : Orang yang bertanggung jawab dan berani mengakui kesalahan yang diperbuatnya juga dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Tanggung jawab akan memaksa seseorang untuk memenuhi persyaratan atau tanggung jawab tertentu. Orang yang bertanggung jawab tidak akan korup, karena mereka sangat yakin bahwa segala perbuatan buruknya akan mendapat balasan setimpal. Rasa tanggung jawab tidak muncul begitu saja, melainkan terjadi melalui suatu proses. Mulailah dari yang kecil, seperti jika Anda mengambil sesuatu, Anda harus mengembalikannya ke tempatnya. Misalnya, jika Anda membuat janji, Anda harus menepatinya.

Sederhana :  tidak berlebihan atau bisa dikatakan sedang (biasa), dalam arti pertengahan, tidak tinggi, tidak rendah, dan sebagainya. Seorang yang sederhana dan membebaskan dirinya dari semua ikatan yang tidak diperlukan atau dibutuhkan. Sederhana juga dapat kita simpulkan berarti hidup secara wajar saja. Artinya, kita mampu menggunakan harta sesuai kebutuhan yang ada, tidak menghamburkan uang untuk sesuatu yang tidak penting. Nah ini salah satu pemicu tindak korupsi adalah gaya hidup mewah yang berlebihan. Kesederhanaan mungkin akan memperkecil atau bahkan membuat seseorang menjauhi korupsi.

Berani  : Orang pemberani mempunyai hati yang tangguh dan rasa percaya diri yang tinggi, tidak pernah mundur dan tidak takut. Dibutuhkan keberanian untuk menghentikan korupsi dan melaporkan kejahatan korupsi kepada pihak yang berwenang. Keberanian tentu saja harus didasarkan pada kebenaran.

Peduli : Orang baik adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu untuk mendatangkan inspirasi, perubahan, dan kebaikan. Peduli berarti mencintai dan memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin dicintai atau diperlakukan. Yang mengkhawatirkan adalah kita tidak akan membiarkan kejahatan terjadi di sekitar kita, termasuk tindakan korupsi.

Pada Spesifik Spiritualnya,

Semar digambarkan sebagai tokoh yang sabar, penyayang, pembela kebaikan, pelindung kebenaran, dan menjauhi perbuatan jahat. Dari segi spiritual, beliau adalah sosok yang berkepribadian sederhana, kalem, rendah hati, ikhlas, tidak munafik, tidak mudah kaget, tidak mudah kaget, mempunyai batin yang tajam dan jenius. dalam khazanah spiritual Jawa, Semar adalah simbol ambigu seorang guru sejati. Semar dapat melambangkan hakikat guru sejati, yang sejalan dengan konsep manajemen kawula gusti. Inilah sebabnya Semar dan tokoh Punakawan lainnya digambarkan sebagai jagoan ksatria. Guru sejati dalam konteks ini adalah pengendali seseorang agar tetap berada di jalan yang benar.

 

Gaya Kepemimpinan Semar dalam Upaya pencegahan korupsi

Gaya kepemimpinan visi misi Semar adalah sebuah konsep kepemimpinan yang mendasarkan diri pada nilai-nilai budaya Indonesia, terutama dalam konteks pencegahan korupsi. Semar adalah salah satu tokoh pewayangan dalam budaya Jawa yang sering dianggap sebagai simbol kebijaksanaan, keadilan, dan etika yang baik. Konsep kepemimpinan ini menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan pemahaman modern tentang pencegahan korupsi. Gaya kepemimpinan visi misi Semar pendekatan kepemimpinan yang memiliki fokus pada pencegahan korupsi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip moral dan etika. Semar adalah singkatan dari "Sumber Daya Manusia yang Berkualitas" dan mewakili konsep kepemimpinan yang bertujuan untuk menciptakan budaya organisasi yang bebas dari korupsi.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Berikut ini adalah beberapa poin kunci dalam diskursus tentang gaya kepemimpinan visi misi Semar dalam upaya pencegahan korupsi:

1. Kejujuran dan Integritas:

Gaya kepemimpinan visi misi Semar menekankan pentingnya kejujuran dan integritas sebagai pondasi utama dalam pencegahan korupsi. Pemimpin yang mengikuti Semar harus menjadi contoh dalam hal ini, mempraktikkan integritas dalam segala aspek kehidupan mereka.

2. Transparansi:

Kepemimpinan Semar mendorong transparansi dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program pemerintah. Dengan demikian, warga negara dapat memahami proses pembuatan kebijakan dan mengawasi penggunaan dana publik.

3. Partisipasi Masyarakat:

Sebagai bagian dari visi misi Semar, kepemimpinan menghargai partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi dan menyumbangkan ide-ide untuk perbaikan pelayanan publik. Ini membantu dalam meminimalkan peluang terjadinya korupsi karena masyarakat memiliki peran dalam mengawasi kinerja pemerintah.

4. Pendidikan dan Kesadaran:

Gaya kepemimpinan Semar mempromosikan pendidikan dan kesadaran tentang korupsi di masyarakat. Dengan meningkatkan pemahaman tentang bahaya korupsi, masyarakat menjadi lebih sadar dan lebih tegas dalam menentangnya.

5. Penerapan Hukum dan Hukuman yang Adil:

Pemerintah yang menganut gaya kepemimpinan visi misi Semar harus memastikan bahwa sistem peradilan berfungsi dengan baik dan memberlakukan hukuman yang adil bagi pelaku korupsi. Hal ini dapat menjadi deterren bagi orang-orang yang berpikir untuk terlibat dalam tindakan korupsi.

6. Keterlibatan Lembaga Antikorupsi:

Membangun dan mendukung lembaga-lembaga antikorupsi yang independen dan kuat adalah bagian integral dari upaya pencegahan korupsi berdasarkan gaya kepemimpinan Semar. Lembaga semacam ini dapat membantu mengungkap dan menindak tindakan korupsi.

7. Pengawasan dan Akuntabilitas:

Pemerintah yang mengadopsi visi misi Semar harus memberikan akuntabilitas yang ketat dalam pengelolaan keuangan dan kebijakan. Pengawasan yang ketat dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi potensi korupsi.

8. Pemberdayaan Aparat Penegak Hukum:

Melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan, aparat penegak hukum harus diberdayakan untuk menjadi pahlawan dalam melawan korupsi. Mereka harus memiliki pengetahuan dan sumber daya yang cukup untuk menjalankan tugas mereka dengan baik.

        Visi dan misi kepemimpinan dalam upaya pencegahan korupsi ini sangat penting dalam memastikan bahwa pemerintahan dan masyarakat bekerja bersama-sama untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari korupsi. Semar, sebagai tokoh dalam wayang kulit Jawa, sering dijadikan sebagai simbol atau contoh kepemimpinan yang bersih dan adil tersebut. Gaya kepemimpinan visi misi Semar dapat menjadi landasan yang kuat dalam upaya pencegahan korupsi di berbagai tingkatan pemerintahan. Penting untuk diingat bahwa pencegahan korupsi memerlukan komitmen dan tindakan berkelanjutan dari seluruh pihak, dan kepemimpinan yang mendukung nilai-nilai Semar dapat membantu mewujudkannya.

Jadi dengan segala sifat semar tersebut kita dapat simpulkan lagi bahwa Sifat Wayang Semar yang umumnya melibatkan unsur humor dan kebijaksanaan, dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya pencegahan korupsi. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari sifat Wayang Semar dalam konteks ini melibatkan:

  • Keteladanan moral: Wayang Semar sering digambarkan sebagai figur yang bijaksana dan moral. Dalam pencegahan korupsi, sifat ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai moral dan etika.
  • Humor sebagai alat pendidikan: Wayang Semar menggunakan humor sebagai alat untuk menyampaikan pesan dan pelajaran. Dengan pendekatan yang santai dan menghibur, pesan pencegahan korupsi dapat lebih mudah dicerna dan dipahami oleh masyarakat.
  • Keterlibatan komunitas: Wayang Semar seringkali terlibat dalam pertunjukan komunal yang melibatkan banyak orang. Hal ini dapat menciptakan rasa kebersamaan dan kesadaran bersama terhadap pentingnya pencegahan korupsi di tingkat masyarakat.
  • Penekanan pada keadilan dan kebenaran: Dalam cerita wayang, Serat Wedhatama mengajarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Hal ini dapat memotivasi masyarakat untuk menentang perilaku korupsi dan memperjuangkan tindakan yang adil.

Pentingnya kepemimpinan yang baik: Beberapa cerita wayang menyoroti pentingnya kepemimpinan yang baik dan bijaksana. Kepemimpinan yang baik dapat menjadi kunci dalam pencegahan korupsi di berbagai tingkatan, mulai dari tingkat lokal hingga nasional.

            Dengan demikian, sifat Wayang Semar dapat dianggap sebagai sumber inspirasi untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap bahaya korupsi dan merangsang partisipasi aktif dalam upaya pencegahan korupsi.

DAFTAR PUSTAKA

  • Rizky Nusantara (Apr 18,2021). “Mengenal sosok Semar yang disegani Masyarakat Jawa”. Mengenal Sosok Semar yang Disegani Masyarakat Jawa - Cerita Rakyat.
  • Nurhadi Siswanto, M.Phil (2018). “Jurnal; Filosofi Kepemimpinan Semar”. Jurnal - Nurhadi Siswanto.pdf.
  • Wayang Indonesia (Mar 7,2010). “Semar dan senjata “Kentut” -Nya”. https://wayang.wordpress.com/2010/03/07/semar-dan-senjata-kentut-nya/.
  • MF Hidayanto (2017). “KEPEMIMPINAN DAN KORUPSI (SIMBIOSIS MUTUALISME)”. 42595-ID-kepemimpinan-dan-korupsi-simbiosis-mutualisme.pdf (neliti.com).
  • Muhammad syaiful Arief (Oct 8,2022). “Menapaki falsafah Semar”. https://omong-omong.com/menapaki-falsafah-semar/.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun