Mohon tunggu...
Tania Adila
Tania Adila Mohon Tunggu... Model - 1999

jurnalis. reporter investigasi wannabe haha aamiin smoga ygy >>>

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mencintai Bangsa dan Negara, Pegangan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara di Indonesia

10 Januari 2022   13:50 Diperbarui: 10 Januari 2022   13:54 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mencapai tujuannya, Indonesia harus super perhatian pada moralitas bangsanya. Meski 1998 membawa harapan dengan tajuk "Reformasi"-nya, namun menyoal moralitas ini bukan sentuhan sihir yang tahu-tahu ada. Perlu upaya serius penegakan moral agar apa yang sudah bagus tetap terjaga, dan yang hampir rusak tidak sampai menuju krisis. Dimulai dari pemahaman demokrasi secara benar, keteladanan pemimpin, pendidikan moral dan budi pekerti, serta penghayatan agama yang benar.

Bab 6. HAM

Peristiwa penjajahan sebelum 1945 tentu menjadi perhatian kita atas isu HAM di Indonesia. Secara sadar dan serius, segera setelah merdeka, banyak Pasal disahkan dalam UUD 1945 meyoal HAM. Namun nampaknya perlindungan dan penegakan HAM menemukan kendala besar di masa Orde Baru. Sebut saja kasus: Tanjungpriok, Talang Sari, DOM, Nipah, Tragedi Semanggi dan Trisakti. Perlu untuk disadari, yang bertanggung jawab atas penegakan HAM bukan hanya negara. Dimulai dari kita yang menghormati hak-hak asasi orang lain serta didukung oleh negara. Maka, perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia bisa terwujud.

Bab 7. Kerukunan Hidup Antarumat Beragama

Pluralitas agama dan kepercayaan dibandingkan menjadi penyebab timbulnya konflik, seharusnya dapat dimaknai sebagai mosaik indah yang memperkaya bangsa. Kerukunan umat diciptakan oleh umat beragama itu sendiri. Pemerintah sejatinya hanya memfasilitasi. Pernah terjadinya devide et impera seharusnya menjadi alasan kita untuk tidak mudah diadu domba. Seperti yang diajarkan disetiap agama, perlakukanlah orang dengan baik, sopan dan penuh hormat. Sehingga setiap masalah yang mengatasnamakan agama tidak menuju kerunyaman.

Bab 8. Manajemen Konflik

Setiap yang bernyawa memiliki potensi konflik didalam bawah sadarnya. Oleh karenanya, sangat penting untuk cerdas memanajemen potensi tersebut agar tidak menjadi peristiwa konflik luar biasa. Pendekatan konflik antara lain konsensus, Neo-Marxisme, fenomenologi, dan fungsional.

Bab 9. Globalisasi

Era globalisasi masa kini sudah jauh berbeda dibandingkan abad ke-20. Dimana saat itu globalisasi lebih banyak menyoal batas-batas wilayah antarnegara. Namun kini, perkembangan teknologi dan industri menunjukkan bahwa perbatasan wilayah antarnegara bukan lagi yang terpenting. Ditambah lagi, kemajuan bidang per-digital-an, dunia semakin seperti tanpa batas. Menghadapi globalisasi yang berdampak pada semua aspek (ekonomi, sosial-budaya, politik, keamanan dan kehidupan beragama), perlu bagi kita untuk mengambil sikap. Negara harus menerapkan prinsip-prinsip ekonomi yang menyejahterakan rakyatnya.

Bab 10. Otonomi Daerah

Kehidupan demokrasi di Indonesia salah satunya dibangun dengan terwujudnya otonomi daerah. Dengan Pemerintah Daerah yang menjalankan otonomi seluas-luasnya (diluar urusan Pemerintah Pusat). Rakyat pun ikut andil dalam mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya masing-masing. Didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, organisasi dan manajemen yang baik, serta sumber keuangan yang cukup, maka keberhasilan berotonomi daerah dapat tercapai.

Bab 11. Sistem Manajemen Nasional dalam Pembangunan Daerah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun