Solo, Berjalan memasuki  setiap ruang dan sudut  Lokananta seperti kembali kedalam lorong waktu. Bangunan berdesain kayu  berwarna putih perpaduan coklat tanah berada di Jalan Achmad Yani 387,  Solo, Jawa Tengah.
Nama Lokananta terbentang di bawah Sang Bendera Merah  Putih sejenak akan membawa kita ke dalam sejarah musik di Indonesia di  era kejayaanya.Awalnya studio Rekaman ini diinisiasi oleh musisi  legendaris yang terkenal dengan ciptaan lagu Di Bawah Sinar Bulan  Purnama, Raden Maladi dan diresmikan oleh Menteri Penerangan era  Presiden Soekarno saat itu, Nama Lokananta dikutip dari filosofi dunia  pewayangan yang artinya gamelan milik khayangan bersuara merdu.
Setelah  itu di tahun 1961 nama Lokananta berkembang menjadi label rekaman dan  spesifik dengan genre lagu kedaerahan, pertunjukan kesenian, sampai  akhirnya dijadikan sebagai penerbit buka dan majalah. Nama - nama  besarpun dilahirkan olehnya seperti Gesang, Sam Saimun, Waldjinah, Buby  Chen, Jack Lesmana.
Diera 70 dan 80-an adalah masa kejayaan  Lokananta, ditandai dengan peralihan piringan hitam menjadi kaset pita,  namun eksistensi dan kepopuleran Lokananta redup di era 90-an, saat itu  pembajakan menyebar luas sehingga menghantam stabilitas industri musik  di Indonesia, keadaan semakin tidak kondusif saat dilengserkannya  Menteri Penerangan pada era Pemerintahan Gusdur.
Kemudian  tahun  2001, 2002 Lokananta resmi dilikuidasi oleh oleh Perum Percetakan Negara  Republik Indonesia dan  resmi memiliki kantor cabang Surakarta di tahun  2004.
Kedatangan saya di Lokanta pada Senin (4/9/2017),  disambut oleh penjaga keamanan yang berjaga di gerbang pos. saya sengaja  datang lebih awal dari jadwal wawancara sehingga memiliki waktu yang  lebih banyak mengambil dokumentasi.
Sudah  siapkah untuk masuk ke dalam lorong waktu bagi sejarah Industri Musik  Indonesia? atau kembali menyaksikan mahakarya musik Indonesia di masa  kejayaannya?
Salah satu Mahakarya  terbaiknya adalah Perjalanan Sejarah Bangsa yang terekam di master pita  "Pidato Proklamasi dan Vinyl versi 3 stanza "Indonesia Raya"
Mas Bemby Ananto  staf spesifik di bidang remastering, bertugas melakukan proses  digitalisasi master pita, menjelaskan "Ini rekaman asli Indonesia Raya,  yang dicetak dan dimiliki oleh Lokananta, penciptanya sama W.R  Supratman, pengiring orkestranya Jos Cleber, jadi Jos Cleber ini memang kewarganegaraan Belanda dulunya salah satu pegawai RRI dan sering  mengarransement lagu -lagu okestra, saat ini koleksi Indonesia Raya  masih ada sekita 300 keping piringan hitam, mari kita putar. Ajak Bemby.  Pelan - pelan suara instrument itu bergema di seluruh ruang lokananta.
Studio ini memberikan ruang kepada para  musisi dan band independent yang ingin rekaman, latihan dan live  akustik. Selain suara yang dihasilkan jernih, reverbnya juga bagus. Alat  rekam yang digunakan adalah mixer analog Triden 80B. Tercatat saat ini  hanya Studio Rekaman Lokanta dan BBC yang masih bertahan menggunakannya.
"Untuk  teman-teman musik di Indonesia, Lokananta adalah akar musik Indonesia,  jangan bilang pemusik kalo belum ke Lokananta, diiringi gelak tawa dan  ajakan toast oleh Titik.
Sementara, mas Anggit Wicaksono yang  menjaga toko musik di Lokananta mengatakan."Pengadaan kaset pita disini  masih yang terbaik, penggunakan alat- alat yang lama justru membuat  kualitas suara lebih asli, dan jernih, terus sekarang ini kita juga  menyediakan ruang terbuka buat pergelaran seni, dan budaya" Ungkap  Anggit. Selain itu, Lokananta juga memiliki toko musik yang menjual  merchandise produk lokananta, cd, kaset, vinyl baik bekas maupun baru,  dan band yan pernah merilis lagunya.
 "Lokananta  adalah intan ,berlian yang terpendam butuh digali, diasah, buat anak - anak muda, ayo coba dikembangkan, coba dilanjutkan perjuangan kita - kita ini, wong kita sudah semakin berumur, meski harus ada regenerasi untuk aset budaya negara ini", tambah Titik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H