Mohon tunggu...
intania sahara
intania sahara Mohon Tunggu... Freelancer - Intania Sahara

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lokananta, Titik Nol Musik Indonesia

14 September 2017   17:25 Diperbarui: 16 September 2017   06:08 2415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngobrol bareng mas anggit di toko Lokananta

Solo, Berjalan memasuki  setiap ruang dan sudut  Lokananta seperti kembali kedalam lorong waktu. Bangunan berdesain kayu  berwarna putih perpaduan coklat tanah berada di Jalan Achmad Yani 387,  Solo, Jawa Tengah.

Nama Lokananta terbentang di bawah Sang Bendera Merah  Putih sejenak akan membawa kita ke dalam sejarah musik di Indonesia di  era kejayaanya.Awalnya studio Rekaman ini diinisiasi oleh musisi  legendaris yang terkenal dengan ciptaan lagu Di Bawah Sinar Bulan  Purnama, Raden Maladi dan diresmikan oleh Menteri Penerangan era  Presiden Soekarno saat itu, Nama Lokananta dikutip dari filosofi dunia  pewayangan yang artinya gamelan milik khayangan bersuara merdu.

Setelah  itu di tahun 1961 nama Lokananta berkembang menjadi label rekaman dan   spesifik dengan genre lagu kedaerahan, pertunjukan kesenian, sampai  akhirnya dijadikan sebagai penerbit buka dan majalah. Nama - nama  besarpun dilahirkan olehnya seperti Gesang, Sam Saimun, Waldjinah, Buby  Chen, Jack Lesmana.

Diera 70 dan 80-an adalah masa kejayaan  Lokananta, ditandai dengan peralihan piringan hitam menjadi kaset pita,  namun eksistensi dan kepopuleran Lokananta redup di era 90-an, saat itu  pembajakan menyebar luas sehingga menghantam stabilitas industri musik  di Indonesia, keadaan semakin tidak kondusif saat dilengserkannya  Menteri Penerangan pada era Pemerintahan Gusdur.
Kemudian  tahun  2001, 2002 Lokananta resmi dilikuidasi oleh oleh Perum Percetakan Negara  Republik Indonesia dan  resmi memiliki kantor cabang Surakarta di tahun  2004.

Kedatangan saya di Lokanta pada Senin (4/9/2017),  disambut oleh penjaga keamanan yang berjaga di gerbang pos. saya sengaja  datang lebih awal dari jadwal wawancara sehingga memiliki waktu yang  lebih banyak mengambil dokumentasi.

Sudah  siapkah untuk masuk ke dalam lorong waktu bagi sejarah Industri Musik  Indonesia? atau kembali menyaksikan mahakarya musik Indonesia di masa  kejayaannya?

Proses produksi piringan hitam
Proses produksi piringan hitam
Suasana  hening, sepi dan tenang begitu terasa ketika masuk ke lorong pertama  Lokananta, pandangan saya tertuju kepada setiap gambar, piringan hitam  dan sederet penghargaan di masa kejayaanya yang tertapi rapi di setiap  sudut ruang.

Pak Tikno sedang asik menyiram pekarangan rumput hijau mengalihkan senyumnya
Pak Tikno sedang asik menyiram pekarangan rumput hijau mengalihkan senyumnya
Awalnya saya menuju ke ruang museum, disana terdapat  jejeran mesin -mesin seperti mesin pemotong pita, quality control,  pattern generator, VHS Video Recorder, power amplifer dan beberapa VHS  (Video Home System) seperti Taman Mini Indonesia Indah, Odessa,  Kethoprak, 2.M.D Gelora Cinta.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Ruangan  selanjutnya adalah ruang arsip Vinyl yang menyimpan kurang lebih 3000  piringan hitam yang terdiri dari berbagai genre seperti keroncong, pop,  daerah, melayu, religi, wayang, nasional.

Salah satu Mahakarya  terbaiknya adalah Perjalanan Sejarah Bangsa yang terekam di master pita  "Pidato Proklamasi dan Vinyl versi 3 stanza "Indonesia Raya"

Ruang vinyl
Ruang vinyl
Pengujung  diberi kesempatan mendengarkan koleksi Pidato Proklamasi, dan Indonesia  Raya versi instrument 3 stanza, di ruang mastering.

Mas Bemby Ananto  staf spesifik di bidang remastering, bertugas melakukan proses  digitalisasi master pita, menjelaskan "Ini rekaman asli Indonesia Raya,  yang dicetak dan dimiliki oleh Lokananta, penciptanya sama W.R  Supratman, pengiring orkestranya Jos Cleber, jadi Jos Cleber ini memang kewarganegaraan Belanda dulunya salah satu pegawai RRI dan sering  mengarransement lagu -lagu okestra, saat ini koleksi Indonesia Raya  masih ada sekita 300 keping piringan hitam, mari kita putar. Ajak Bemby.  Pelan - pelan suara instrument itu bergema di seluruh ruang lokananta.

Ruang Mastering,mas Bimby mau puterin vinyl versi instrument Indonesia Raya nih
Ruang Mastering,mas Bimby mau puterin vinyl versi instrument Indonesia Raya nih
Vinyl versi 3 stanza, instrument Indonesia dan Proklamasi
Vinyl versi 3 stanza, instrument Indonesia dan Proklamasi
Kemudian  ruangan selanjutnya adalah studio rekaman Lokananta seluas 14 meter x  31 meter, ruangan yang sangat besar untuk sebuah studio rekaman musik  klasik dengan bertekstur kayu.

Studio ini memberikan ruang kepada para  musisi dan band independent yang ingin rekaman, latihan dan live  akustik. Selain suara yang dihasilkan jernih, reverbnya juga bagus. Alat  rekam yang digunakan adalah mixer analog Triden 80B. Tercatat saat ini  hanya Studio Rekaman Lokanta dan BBC yang masih bertahan menggunakannya.

Interview bareng Mbak titik di studio rekaman
Interview bareng Mbak titik di studio rekaman
Menjelang  siang hari akhirnya saya berkesempatan buat ngobrol bareng dengan Mbak  Titik Sugiyanti, mba Titik yang telah bekerja selama 22 tahun di  Lokananta, sebuah pengabdian yang luar biasa untuk menjaga Rumah Musik  Pertama di Indonesia mengutarakan harapannya untuk masa depan Lokananta.

"Untuk  teman-teman musik di Indonesia, Lokananta adalah akar musik Indonesia,  jangan bilang pemusik kalo belum ke Lokananta, diiringi gelak tawa dan  ajakan toast oleh Titik.

Sementara, mas Anggit Wicaksono yang  menjaga toko musik di Lokananta mengatakan."Pengadaan kaset pita disini  masih yang terbaik, penggunakan alat- alat yang lama justru membuat  kualitas suara lebih asli, dan jernih, terus sekarang ini kita juga  menyediakan ruang terbuka buat pergelaran seni, dan budaya" Ungkap  Anggit. Selain itu, Lokananta juga memiliki toko musik yang menjual  merchandise produk lokananta, cd, kaset, vinyl baik bekas maupun baru,  dan band yan pernah merilis lagunya.

Ngobrol bareng mas anggit di toko Lokananta
Ngobrol bareng mas anggit di toko Lokananta

 "Lokananta  adalah intan ,berlian yang terpendam butuh digali, diasah, buat anak - anak muda, ayo coba dikembangkan, coba dilanjutkan perjuangan kita - kita ini, wong kita sudah semakin berumur, meski harus ada regenerasi untuk aset budaya negara ini", tambah Titik

Rumah Musik Pertama di Indonesia Lokananta
Rumah Musik Pertama di Indonesia Lokananta
 Ruang bersejarah ini menunggu karya musik kita, Selamat beraksi dan berkarya. Maju terus industri musik Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun