Berdasarkan penjelasan singkat di atas, maka saya menaruh harapan besar kepada Telkom Indonesia melalui peluncuran satelit 3S nya, dapat bekerja sama dengan para penggiat industri kreatif berbasis digital, untuk dapat merangkul anak-anak putus sekolah agar memperoleh asupan pendidikan yang cukup. Berikut saya sajikan secara sederhana, skema kerjanya.
Tahap I, para relawan di tiap provinsi mengumpulkan informasi mengenai anak-anak putus sekolah yang ada di tiap provinsi.
Tahap II, informasi tersebut diteruskan ke instansi utama melalui aplikasi khusus yang telah dibuat oleh para penggiat industri kreatif digital (garis panah lurus pada line II). Instansi utama juga harus aktif mengevaluasi kondisi anak-anak putus sekolah ( garis panah putus-putus pada line II).
Tahap III, instansi utama dan mitranya, saling berkoordinasi.
Tahap IV, setelah instansi utama dan mitra berkoordinasi maka keputusan yang telah dipilih dikomunikasikan kepada relawan di tiap provinsi (baik oleh instansi utama atau mitra).
Tahap V, relawan di tiap provinsi, mengambil tindakan atas keputusan instansi dan mitra. Tindakan dan keputusan yang dimaksud yaitu kegiatan yang relevan dengan peningkatan dan pengembangan kemampuan dan keterampilan anak-anak putus sekolah.
Skema di atas, dapat dijalankan dengan menggunakan aplikasi khusus yang dibuat oleh penggiat industri kreatif digital. Dengan adanya skema tersebut, diharapkan dapat menjadi alternatif pendidikan bagi anak-anak putus sekolah, khususnya yang berada di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil).
REFERENSI:
Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BE KRAF).
[https://diplomasiekonomi.kemlu.go.id/images/capbuilddiplomat/Paparan%20BEKRAF.pdf] diakses pada 28 Februari 2017