Mohon tunggu...
Riri Tangahu
Riri Tangahu Mohon Tunggu... dosen -

Selanjutnya

Tutup

Money

Pasar Rakyat Beraroma Khas, "Menghidupi" Banyak Rakyat

27 Januari 2017   21:27 Diperbarui: 27 Januari 2017   21:28 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mengesampingkan kekurangan-kekurangan tersebut, pasar rakyat memiliki hal-hal yang tidak dimiliki oleh pasar modern. Di antaranya, kita bisa berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal sekalipun, tanpa membedakan status sosialnya. Tidak ada perasaan gengsi, karena sama-sama berada di tempat yang beraroma khas ini. Interaksi yang terjadi, adalah antara penjual dan pembeli, sesama penjual, maupun sesama pembeli. Hal ini dapat menghidupkan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk sosial.

Selain itu, dengan menggunakan uang kita berbelanja di pasar rakyat, secara tidak langsung dapat membantu menghidupi petani dan nelayan, menghidupi pedagang-pedagang kecil. Seperti yang sudah saya uraikan di awal, banyak kebutuhan yang dapat dipenuhi di pasar rakyat, yang artinya banyak juga yang dapat memenuhi kebutuhan kita, siapa? Mereka adalah petani, nelayan, pedagang-pedagang kecil.

Saya secara pribadi, sangat bersyukur dengan adanya event ini, yang diselenggarakan oleh Yayasan Danamon Peduli, bekerjasama dengan Kompasiana. Semoga Hari Pasar Rakyat Nasional benar-benar dapat terwujud. Demikianlah urgensi dari penetapan Hari Pasar Rakyat Nasional, pasar rakyat yang beraroma khas ini, mampu menghidupi banyak rakyat, banyak rakyat yang menggantungkan hidupnya di pasar rakyat. Entah itu penjual maupun pembeli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun