Â
Model pembelajaran kooperatif (tutor sebaya)Â
Tidak hanya ceramah, tutor sebaya atau peer tutoring juga merupakan pembelajaran langsung. Namun tutor sebaya ini lebih kooperatif, karena merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerja sama peserta didik. Â Pembelajaran ini tidak hanya bisa digunakan dalam kelompok kecil dua sampai tiga orang, melainkan juga bisa digunakan pada kelompok yang lebih besar serta bisa dikoordinasikan secara terstruktur sesuai dengan kesepakatan. metode ini akan lebih memudahkan siswa lebih memahami materi dan aktif belajar yang disebabkan penjelasannya menggunakan gaya bahasa sendiri dan perspektif peserta didik itu sendiri. Penerapan metode ini mendapatkan respon aktif oleh SMA Negeri Ngoro yang berdampak meningkatnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas X IPA yang kurang aktif dalam mata pelajaran sejarah.Â
Model pembelajaran FGDÂ
Selain menerapkan kedua model di atas, pembelajaran sejarah di SMAN Ngoro juga menerapkan model pembelajaran Focus Group Discussion (FGD). Meskipun banyak diterapkan pada penelitian-penelitian kualitatif, tidak menutup kemungkinan bahwa FGD juga dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Karakteristik FGD berupa diskusi kelompok yang fokus pada pembahasan suatu permasalahan tertentu sangatlah cocok diterapkan dalam pembelajaran yang menuntut keaktifan serta kekritisan peserta didik. Adanya FGD dalam pembelajaran sejarah sangat sinkron dengan semangat kurikulum 2013 yang berpusat pada keaktifan peserta didik. Dalam penerapannya di SMAN Ngoro, tepatnya di kelas XI MIPA, teknis pelaksanaan FGD terdiri dari persiapan dan pelaksanaan. Persiapan FGD meliputi penentuan topik diskusi dan pembagian kelompok. Setelah persiapan, hal selanjutnya yang dilakukan adalah penerapan. Dalam penerapan model diskusi ini tidak lepas dari adanya bimbingan dari guru. Langkah penerapan yang pertama yaitu guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi sesuai dengan topik yang dibahas dalam kurun waktu yang ditentukan. Setelah berdiskusi, peserta didik mengkomunikasikan hasil diskusi dan peserta didik yang lain dapat menanggapi pernyataan tersebut dengan menyampaikan pendapatnya. Di akhir kegiatan FGD, guru bersama dengan peserta didik membuat kesimpulan dan refleksi pembelajaran.Â
Model pembelajaran PjBLÂ
Model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) merupakan suatu metode pembelajaran yang didalamnya guru memiliki kesempatan untuk melibatkan kerja proyek di setiap pembelajarannya. Sedangkan kerja proyek sendiri merupakan bentuk kerja yang berisi tentang tugas-tugas kompleks yang didasari atas suatu permasalahan dan juga pertanyaan yang dimana dengan hal ini siswa dituntut untuk bisa memecahkan suatu masalah, merancang ataupun mengembangkan solusi yang dimiliki guna mengatasi masalah yang telah ada sebelumnya. Dari pemaparan diatas menurut Global SchoolNet (2000) dalam (Rani, 2021) Â melaporkan hasil penelitian The AutoDesk Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:Â
1. Â Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,Â
2. Â Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,Â
3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan,Â