Tidak lama setelah itu, orang-orang sekitar situ mulai beramai-ramai mengerumuni depan rumah pak RT, menonton mayat-mayat itu seperti film di bioskop sembari bergumam.
"Laporkan ke polisi"
"Iya, laporkan ke polisi"
Mendengar riuh sahutan itu, pak RT keluar dari rumah bersama istrinya, lalu di depan rumah mereka melihat sudah ramai, kemudian terdengar suara ada yang berteriak kepadanya.
"Tanggung jawab pak RT, mereka warga kita"
Karena bingung dengan keramaian ditambah teriakan itu, pak RT berjalan ke kerumunan, di sana, Ia dapati tubuh dipenuhi darah dan sudab tidak bernyawa, di antara mayat-mayat itu, ada yang terkena sayatan golok pada leher, ada yang di kepala, juga pada beakang.
Melihat itu,Pak RT gemetar tak tertahankan, tubuhnya dibanjiri keringat serupa hujan mengiyurinya, sedang istrinya kebingungan melihat suaminya, Pak RT terus gemetar, nafasnya menjadi tidak normal, degup jantungnya kencang dan bunyinya terdengar ditelinga orang-orang.
"Pak RT kenapa?" Pertanya terus dilontarkan
"Pak RT kenapa?"
Tapi pak RT terus seperti itu, dan... "ah cuma mimpi" katanya kala tersentak dari tidur panjang dan didapati tubuhnya dipenuhi keringat.
Tanah Beta
Ambon, Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H