Mohon tunggu...
Tanah Beta
Tanah Beta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa Semester Akhir pada IAIN Ambon

menulislah sebelum dunia menggenggam nafasmu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Terbuka untuk Pembaca, Habis Penjajahan Terbit Perampasan

1 Desember 2018   12:43 Diperbarui: 1 Desember 2018   12:57 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain unjuk rasa atas perampasan tanah adat yang dilakukan mahasiswa di depan gedung bertuliskan "Gubernur" itu, kemudian pada pemebrintaan media online, kampanya tagar (#) "Sagu Identitas Kami" membuming di jagat media sosial. Hal yang demikian itu terjadi bukan tanpa sebab, dan itu lahir dari keresahan masyarakat sendiri atas perampasan hak ulayat adat yang mereka punya oleh asing melalui pemerintah sendiri.5

Bukan saja itu, di tanah tetangga sebelah (Maluku Utara) kini telah bergejolak dengan perihal semirip kita, adalah persangkutan hajat hidup orang banyak, hanya saja penuntutannya lebih pada hasil bumi (kelapa/kopra) yang tidak sesuai harga antara menguras tenaga dengan angka nominal yang di dapat. Maka terjadilah sudah "percekcokan" antara masyarakat dengan pemerintahnya sendiri, namun tetaplah berujung pada cecran darah.

Tidak saja soal-soal yang ada, aksi yang sama (penolakan penggusuran hutan) juga disurakan bukan saja di Maluku sendiri oleh mahasiswa, namun hal serupa (unjuk rasa) juga dilakuka oleh mahasiswa Maluku di makasar sebagaimana pemebritaan pada media lokal Maluku.6 dan itu dapat pembaca yang budiman temukan sendiri pada sumber-sumber yang sudah beta terakan di bawah tulisan ini.

Maka teranglah sudah kehidupan di tanah ini, dengan cahaya perampasan yang tak lekang oleh siang hari setelah malam menghilang tersapu kok ayam pada subuh yang kalut dan membisu dari kebisingan kendaraan berlalu-lalang.

Dan ingatlah, bahwa: perampasan adalah sebuah tindakan kriminil yang harus dilawan, entah terhadap siapa pun yang mencoba untuk merampas hak kita. Dalam pada itu, bukan berate melawan dengan tindakan kriminil pula, namun pastilah banyak jalan menuju roma utnuk menyelesaikan hal demikian itu.

Maka jagalah tanah adat yang kita punya, sebab akan naaslah kehidupan generasi kita berikutnya, jika kelak, hak-hak kita terampas oleh mereka. Dan perlu dingat kembali, sebelum melawan, berlakuu adillah seadil-adilnya dalam pikiran pembaca yang budiman sekalian, seba  bagi saya, kita semua adalah terpelajar pribumi yang harus melawan atas hak kita.

Wassalamualaikum...Wr...Wb

Ambon, 1 Desember 2018

Hormatku

Adam Makatita

Sumber Tambahan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun