"apa yang kau ceritakan tentang Beta terhadap kawan-kawan?" pertanyaan itu begitu cepat datang dan bersarang pada gendang telinga.
(hanya diam dan bingung)
"terima kasih, kawan!" serunya dengan wajah sangar.
ucapan itu semakin mencipta kebingungan, dan Beta benar-benar belum tahu duduk perkaranya seperti apa maksud Anwar. tapi dia terus melakukan pertanyaan lain dengan rada mendesak. itu biking sesak tanpa memberi cela hidung untuk bernafas.
"ada teman yang sampaikan, kalau kau coba permalukan Beta"
"siapa? lalu apa yang dia sampaikan?"
"sudahlah, hari ini Beta ingin mendengar terus terang dari mulutmu!" ia semakin mendesak sementara Beta terus bingung dengan. pertanyaan itu.
lalu lambat laun Beta coba berburu dalam ingat setiap soal yang terus terlempar kan dari mulut itu. sampai pada satu ingatan yang datang, Beta lantas dengan tenang, mengatur nafas dan kata dalam pikir sebelum lalu berbicara.
"soal itu, Beta hanya bercanda untuk cipta tertawa sahaja"
"tapi bukan begitu caranya"
"kau seperti tak mengenal Beta"