"dia, Plato. pernah mengemukakan kalau dunia ini terbagi dua, hanya saja penjelasan-penjelasan soal dunia, siapa yang tahu kalau itu membiking lahir banyak pertanyaan" katanya seraya berkeluh kesah dalam resah atas ketidak temuan jawaban atas pemikiran Plato.
"jika demikian, apa yang harus kau perkarakan padaku tentang Plato?" tanyaku mendesak.
"bagimu itu penting, tapi kalau hanya sepenggal cerita yang kau beri, dapat apa kita berdua dengan cerita itu saja?"
lalu kami terdiam. Beta sempat terganggu pemikiran untuk perkara yang belum Beta pikirkan sebelumnya---tentang Plato dan nama-nama lain yang dia ceritan---itu membiking kepala hampir terbelah menjadi kepingan cermin ala Rumi.
memang sulit untuk mendudukan satu perkara dalam memecahkan soal terhadap suatu kebenaran. namun bukan berarti tak mau ambil pusing akan hal serupa. bila ada orang yang menganggap pemikiran temanku itu ngawur dan kacau, ada benarnya juga. tapi tak sempat seloroh kata demikian itu adalah ketidaktahuan dia ataupun Beta.
lama berdiam diri, Beta coba bersuara dengan hal lain yang tidak harus membikin pusing kepala dan mulailah perkara baru sebelum Beta bercerita.
tapi sebelum itu, Beta akan perkenalkan siapa teman itu: dia adalah kawan yang memang sudah menjadi sanak saudara sendiri; kawan yang selalu bersama sejak awal membangun hubungan baik; kawan yang sering saling ejek mempererat hubungan pertemanan. namanya Arman. lelaki yang berbeda geneologi, geografi, dan kehidupan lingkungan dengan Beta.
dia sering menjadi penasehat, walau kadang suka biking kesal tapi itu tak larut-larut menjadi asin sendiri. bahkan sesekali menjadi cerewet diantara teman-teman yang lain. jika kau berkenalan dengannya, maka kau akan tahu bagaimana cerewetnya yang melebihi perempuan itu.
*
hari itu selepas berbicara perkara Plato yang biking pusing kepala dan tak sampai habis pembahasan, Beta sengaja membawa pembicaraan ke ihwal lain---tentang teman-teman lain yang sering bersama---dalam pertemanan keseharian.
bukan perkara keburukan yang Beta mau sampaikan, tapi soal tingkah laku yang semakin hari semakin aneh dan pada waktu yang sama sebelum Beta berkutat dengan bunyi-bunyi oval dari kerongkongan gendang suara, dia lebih dulu gesit dengan cerewet yang melaju.