Seperti Widji berteriak kutukan berkali dalam puisi
getol kebenaran meledak bak pelatuk ditarik
bunyi menjadi gelora kobaran api
pun suara kebenaran berlarian apik
makin terus hidup
bukan dengan "kau ini bagaimana, Aku harus bagaimana?"
tapi pada seribu kali ucap kata
kebenaran tak pernah "redam" selamanya
ciptakan Malumu untuk Maluku berpadu
ketika kau datang dengan mata
aku menunggu dengan sedia batin
lalu sama-sama melihat pembatas dinding batil
bahwa mata batin akan membenarkan kebenaran
"hidup seribu tahun lagi" dalam kepala selamanya
hanya untuk menjadikan kau Maluku dari Malumu
adalah kerap bermunculan keberanian
seperti "beta patti rajawane"
"yang dijaga datuk-datuk"
tak perlu malu untuk Maluku
lalu hidup pada sunyi siang
di pulau Run dengan keramaian merah fuli
adalah darah leluhur seribu kali bernafas
jika lepas itu ingatan darah
Maluku tak perlu kau ragu
cecap saja racik cengkeh dan pala
biar nafas malu itu tak sebatas kata-kata
lalu jadilah kau peluru menembus jantung kemiskinan
kataku tak perlu malu untuk menjadi Maluku
seperti ibu pada tiga tungku
dibawah puncak murkele, Binaya, Manusela, Ganapus, Rana,
Kapahaha, Salahutu yang mengikat darah
menjaga pepatah tua dari selaput darah hutan
dan semua laut kehidupan purba.
kataku tak perlu malu menjadi Maluku
seperti Ibu pada tiga tungku;
pada pasir putih liang, Natsepa, Ora, Nusa Ela,
karang :lubang buaya, pintu kota, sampai eksotik Meti kei.
yang memanjakan mata dari hati petuah leluhur.
hanya untuk melilit tali damai sepanjang Jembatan Merah Putih;
melingkari gong perdamaian di jantung kota.
maka jadilah kau Maluku untuk kata-kata kebenaran
nan menjulang tinggi, menukik jauh bumi Pertiwi
untuk hidupmu pada malu seribu kali hilang pilu
seperti Widji Thukul, Chairil Anwar, dengan Mangarah kata
"menjadi peluru", hendak "binatang jalang" untuk abadi
dalam "kataku tak Perlu Malu" menjadi Maluku.
Ambon, September 2018
Oleh: Tanah Beta
catatan: Puisi ini menggunakan beberapa penggalan sajak dari Widji Thukul, Chairil Anwar, dan Gus Mus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI