Mohon tunggu...
Tanah Beta
Tanah Beta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa Semester Akhir pada IAIN Ambon

menulislah sebelum dunia menggenggam nafasmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rembulan

27 Maret 2017   21:10 Diperbarui: 1 April 2017   06:35 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rembulan,

Dikau terperanjat dalam binarnya gemintang

Cahayamu terpaku di antara beningnya mata nestapa

Dari raup, yang keberkian kali melang-lang di antara tangkupan syair,

Lalu kembali pada peraduan abadi

 

Rembulan,

Bening matamu, memberi pancaran kasih pada jiwa kusuma 'pujaan hati'

Di tiap lirihnya syair yang terlantunkan dari bibir manis penyair sunyi

 

Rembulan,

Ada jiwa, nan mengingini raga dari rona indahmu, dalam teduhnya malam, di antara cerlangnya gemintang yang menerangi nestapa.

Lalu dengan perlahan binalnya jemari jadikan puisi di atas secarik kertas.

 

Rembulan,

Biarkan jiwa ini merobek-robek kesucianmu di antara beningnya cahayamu yang binar.

Lalu kita lelap dalam malam yang penuh bulir-bulir kebahagiaan.

 

Poka, 23Maret2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun