Mohon tunggu...
TAMRIN
TAMRIN Mohon Tunggu... Guru - I am a passionate teacher with a high dedication to educating my students. As a teacher, I naturally have the experience to inspire and motivate my students. Additionally, I have a deep love for the world of writing, which is my main hobby.

I am a passionate teacher with a high dedication to educating my students. As a teacher, I naturally have the experience to inspire and motivate my students. Additionally, I have a deep love for the world of writing, which is my main hobby.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bolehkah Memaksa Murid? Dampak Pemaksaan Murid dan Pentingnya Disiplin Positif dalam Pendidikan

24 September 2023   03:36 Diperbarui: 24 September 2023   06:43 2360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

Dampak pemaksaan dan pentingnya disiplin positif dalam pendidikan :

Dampak Pemaksaan

  • Pemaksaan biasanya efektif dalam menghasilkan respons segera karena anak mungkin akan tunduk pada otoritas.
  • Namun, perilaku yang dipaksa tidak akan menjadi kebiasaan yang berkelanjutan. Anak akan melakukannya hanya saat ada pengawasan atau paksaan eksternal.
  • Ketertarikan anak pada kegiatan atau mata pelajaran yang dipaksakan dapat berkurang, bahkan bisa berubah menjadi antipati terhadapnya. Misalnya, jika seorang anak dipaksa untuk belajar musik tanpa minatnya, dia mungkin akan menjadi tidak suka pada musik.
  • Pemaksaan dapat menghambat pengembangan kreativitas dan inisiatif anak, karena mereka lebih fokus pada mematuhi perintah daripada eksplorasi diri sendiri.

Disiplin Positif:

  • Disiplin positif berfokus pada pengembangan disiplin diri yang bersumber dari kesadaran internal anak. Ini adalah disiplin yang kuat yang membuat anak bertanggung jawab atas tindakan mereka tanpa perlu pemaksaan eksternal.
  • Ki Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa disiplin yang kuat adalah prasyarat untuk mencapai kemerdekaan. Artinya, agar anak merdeka dalam belajar dan tumbuh, mereka perlu memiliki disiplin yang kuat yang datang dari dalam diri mereka sendiri.
  • Disiplin yang berasal dari kesadaran internal memungkinkan anak untuk mengembangkan kreativitas, inisiatif, dan kemampuan mengambil tanggung jawab.
  • Pendidik dapat menerapkan disiplin positif dengan mengajak anak untuk merasa senang dalam belajar dan menemukan inspirasi dalam tugas-tugas mereka. Membangun komunikasi terbuka juga memungkinkan anak untuk merasa didengar dan dihargai.

Dengan menerapkan disiplin positif, pendidik dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pengembangan karakter dan kemerdekaan anak. Ini juga dapat membantu anak untuk menjadi individu yang lebih mandiri, kreatif, dan berdaya saing dalam lingkungan pendidikan yang positif.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun