Mohon tunggu...
tammy danny
tammy danny Mohon Tunggu... Dosen - Saya seorang kolektor

mempunyai hobby: mengkoleksi Uang Kuno (Numismatik) khususnya koin Perak; Perangko dengan thematik Kereta Api, dan Binatang Purba; Korek Api Kayu (Philimenist) saya juga senang membaca khususnya cerita-cerita kriminal menulis beberapa tulisan dan menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Fusilately

6 Desember 2021   10:09 Diperbarui: 6 Desember 2021   10:13 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Adalah istilah untuk mengumpulkan kartu telepon atau koleksi kartu telepon, sementara yang mengumpulkannya atau kolektornya disebut dengan Fusilatelist, berbeda dengan di Amerika kartu telepon disebut sebagai Teleger, mengumpulkan kartu telepon dikenal dengan Telegeri sementara kolektornya disebut sebagai Telegerist

Kegemaran / hobi mengumpulkan kartu telepon (Kartel) dimulai diseluruh dunia sejak pertengahan tahun 1970-an dan mencapai puncaknya pada pertengahan 1990-an, waktu itu ada sekitar lebih dari dua juta orang mengumpulkan kartel, hal ini seiring dengan maraknya penggunaan telepon umum diseluruh dunia.

Seperti kebanyakan hobi yang berhubungan dengan mengumpulkan benda-benda, ada banyak situs web yang didedikasikan untuk hobi ini, jenis kartel dibuat dalam bentuk katalog dan menggambarkan cerita atau riwayat yang ada dibalik penerbitan kartel tersebut. Salah satu contohnya adalah Collectors Magic yang merupakan database terbesar dan situs informasi tentang kartel dikeluarkan AS.

Di Bandung pernah ada Galeri Telegeri yang dikelola oleh Telkom, sebagai wahana untuk memamerkan, menginformasikan, memperjual-belikan dan lelang kartel, juga sebagai tempat berkumpulnya para telegerist.

Telepon Umum

William Gray pada tahun 1889 adalah orang yang pertama kali menemukan telepon umum yang diletakkan disebuah bank didaerah Hart Ford Connecticut. Sebagai sarana untuk komunikasi, maka telepon umum berkembang dengan pesat dan pada tahun 1892 jumlah telepon umum di Amerika Serikat diperkirakan sebanyak 81.000 buah. 

Bell pada tahun 1905, menciptakan telepon umum dengan menggunakan koin sebagai pembayaranan yang dipasang pertama kali secara outdoor di Jalan Cincinnati. 

Telepon umum model ini tidak berkembang, karena publik tidak tertarik menggunakan telepon ditempat umum untuk hal-hal yang sifatnya pribadi.  Sehingga pada tahun 1950-an, Bell mulai mendesain ruang telepon dari kaca dan alumunium yang didalamnya bisa memuat satu orang. Desain ini merupakan pengembangan dari desain sebelumnya dimana kotak telepon terbuat dari kayu.  

 

Telepon Umum Kartu

Dengan perkembangan teknologi dalam hal pembayaran, maka uang koin yang awalnya digunakan sebagai alat pembayaran, digantikan dengan kartu, sehingga telepon umum pun harus disesuaikan dengan telepon umum yang pembayarannya menggunakan kartu khusus yang didalamnya sudah diisi sejumlah nilai untuk digunakan sebagai pembayaran komunikasi melalui telepon umum yang bisa dibeli digerai yang melayani pembelian kartu telepon.

Pada beberapa negara atau daerah telepon umum kartu, tidak telalu diminati karena masyarakatnya lebih suka membayar dengan koin daripada dengan kartu, alasannya karena   koin yang digunakan sebagai pembayaran biasanya nilai pecahannya kecil.

Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan komunikasi yang cepat dan baik, mendorong pemasangan banyak telepon umum dibeberapa tempat yang strategis.

Di banyak negara pemakaian telepon umum sudah sangat lumrah, sehingga dengan mudah ditemui disetiap sudut kota. Hal ini menyebabkan pemerintah masing-masing negara perlu mengatur beberapa perusahaan penyadia telepon umum. Berbeda dengan Indonesia dimana telepon umum hanya diselenggarakan oleh satu perusahaan.

Telepon umum sebagai fasilitas layanan telepon publik pernah berjaya di Indonesia dan sempat populer pada sekitar tahun 1980-an sampai 1990-an, dimana puncaknya pada tahun 1993.

Kartu Telepon

Kartu telepon adalah benda berbentuk kartu seukuran kartu kredit, didalamnya sudah terisi sejumlah nilai uang yang digunakan sebagai sarana untuk melakukan panggilan telepon.

Pada salah satu sisi bagian kartu ini biasanya digambari dengan gambar-gambar yang menarik sesuai tema, atau peristiwa yang berhubungan dengan masanya, bahkan sering digunakan sebagai sarana promosi perusahaan.

Gambar-gambar inilah yang bagi beberapa orang menarik untuk dikumpulkan, sehingga terbentuklah istilah Fusilately (mengumpulkan kartu telepon), dan istilah Fusilatelist (untuk pengumpul kartu telepon).

Para fusilatelist, mencari kartel untuk ditambahkan kedalam koleksinya. Tergantung dari  fusilatelistnya ada yang lebih menyukai mengumpulkan kartel yang belum digunakan karena diyakini akan mencapai harga yang jauh lebih tinggi kelak dikemudian hari, atau kartel yang bekas pakai, karena tentunya harganya lebih murah.

Kartu telepon sebagai Hobi

Banyak orang yang mempunyai hobi pengumpulkan benda-benda tertentu, dari benda yang memang lazim dikoleksi seperti uang kuno, perangko, jam tangan, kartu pos, kain batik, topi, guci, sampai benda-benda yang kurang lazim untuk dikoleksi seperti: menu makanan, sumpit, mug, komik dan lain sebagainya.

Salah satu benda yang banyak dikoleksi adalah kartel, dengan alasan

  • Warnanya yang menarik
  • Desain atau gambar yang indah dan unik
  • Kelangkaannya
  • Tematiknya
  • Kondisi umumnya / mutu
  • Nilai investasinya.

sehingga terbentuklah istilah fusilatelist atau telegerist (pengumpul kartu telepon).

Para fusilatelist mengoleksi kartel dengan berbagai alasan diantaranya:

  • Membina pergaulan sesama kolektor
  • Penghasilan tambahan

Para fusilatelist, mengembangkan koleksinya dengan mencari kartel yang diminati untuk ditambahkan ke koleksinya, baik yang mint (belum dipakai) atau used ( sudah terpakai/bekas)

 

Kartel yang dikoleksi di Indonesia terdiri dari 3 jenis kartel yaitu:

  • Kartel magnetik
  • Kartel Chip / Smart
  • Kartel Remote / Prepaid

Cara mendapatkannya dengan banyak cara yaitu:

  • Meminta / memungut
  • Menukar / swaping 
  • Membeli atau lelang,

Kondisi dan harga dari kartel tergantung kepada

  • Kelangkaannya
  • Banyak sedikitnya peminat
  • Mengandung peringatan atau peristiwa khusus tertentu yang bersejarah
  • Kondisi atau mutu kartel tersebut.

Agar kartel sebagai benda koleksi tetap terjaga dengan baik, maka perlu diketahui bagaimana cara menyimpannya, yaitu:

  • Hindari panas, basah, lembab,
  • Hindari cahaya matahari secara langsung dalam waktu yang lama
  • Masukan kartel dalam kantung plastic.

Kartu Telepon Langka

Pengumpulan kartel tidak berbeda dengan pengumpulan benda koleksi lainnya. Kartel yang langka akan lebih menarik untuk dikoleksi walaupun untuk mendapatkannya perlu perjuangan yang tidak mudah, dan tentunya dengan harga yang lebih mahal, namun memiliki  kartel langka adalah suatu kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri yang hanya bisa dirasakan oleh kolektornya.

Kartel langka biasanya dalam bentuk kartel lepas kartel seri, atau kartel serial , seperti :

  • Kisah/cerita, misalnya seri The Legand of Sangkuriang terdiri dari 10 keping.
  • Peristiwa, misalnya kartel serial puzzle natal, terdiri dari 6 keping (kartel iklan Bank Dharmala).
  • Tokoh, misalnya seri Bung Karno, terdiri dari 40 keping kartel
  • Tema, misalnya seri Kereta Api, terdiri dari 24 keping,  produksi Magyar Telekom
  • Binatang Purba, misalnya seri Dinosaurus, terdiri dari 8 keping produksi Telecom Italy.
  • Ikan, misalnya kartel lepas ikan Arawana produksi Telkom Indonesia.

Biasanya kartel langka tersebut diproduksi dalam  jumlah cetak yang terbatas.

Hobi yang tidak berkembang.

Mengoleksi benda-benda koleksi banyak dilakukan orang dengan berbagai motif, dan biasanya hobi tersebut diberkembang dengan terus menambah benda koleksinya, kalaupun benda koleksinya tidak lagi diproduksi seperti benda kuno peninggalan abad lampau, maka koleksi tersebut akan jadi benda sejarah dan mempunyai nilai istimewa dan dihargai sangat tingi.

Perangko walaupun sekarang sudah jarang orang berkirim surat, tetapi karena perangko masih terus diproduksi, maka hobi ini masih bisa terus berkembang, berbeda dengan kartu telepon.

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, sekarang orang dengan mudahnya berkomunikasi melalui telepon genggamnya, akan berpengaruh terhadap penggunaan telepon umum, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Penggunaan telepon umum sudah mulai  menghilang, dipastikan jenis kartel tidak akan bertambah, karena kertel tidak lagi diproduksi, Fusilatelist atau Telegerist tidak lagi bisa mengembangkan koleksinya.

Orang yang lahir setelah tahun 2000 an tidak pernah mengenal kartel, kemunculan fusilatelist baru sulit diharapkan, mungkin hanya Fusilatelist lama yang setia saja akan tetap mempertahankan kegemarannya.

Sampai saat ini diperkirakan jenis kartel di dunia ada sekitar  746.116 jenis, yang terdiri dari berbagai topik seperti:  hewan (terbanyak), penerbangan, mobil, natal, bunga, makanan, lukisan, astronomi, iklan, operator telepon dan lain sebagainya.

Indonesia sendiri diperkirakan ada sekitar 1.755 jenis dan Perancis merupakan negara yang mempunyai jenis kartel terbanyak, diperkirakan sekitar 100.991 jenis.

Walaupun kartel sudah tidak lagi diproduksi, kartel akan menjadi benda sejarah, tetapi sebagai hobi, kegiatan fusilateli masih tetap dilakukan oleh beberapa orang yang setia. Sebagaimana biasanya,  hal yang berhubungan dengan benda koleksi, maka semakin lama dan langkanya kartel maka semakin diminati, dan harga yang ditawarkannya juga akan semakin tinggi, karena hobi biasanya mengalahkan harga.

 

  

Bandung, 5 Desember 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun