Semangkuk mie tante (tanpa telur) dipesannya. Bukan bermaksud untuk ngirit melainkan terlalu sering makan telur tumbuh bisul di pantat Bawon. Sudah 2 hari ini duduknya selalu gelisah,orang lain mengira dia sedang bersedih mengingat keluarga di kampung halaman yang sudah lama dia tinggalkan. Tekadnya sudah bulat, sebulat telur yang kerap menjadi asupan protein berlebihan. Untuk sementara tidak makan telur sampai bisulnya kempis, tak berharap pecah layaknya balon hijau yang meletus dorrrr!!!!
Setelah menghabiskan menu sahur dengan kreasi mie instan ala warmindo seperti halnya para kompasianer awal bulan lalu, Bawon memberi kode khusus pada Aa ujang. Catatan kasbon mulai dihitung dengan penuh kepercayaan. Sejumlah uang dibayar tunai layaknya mahar pernikahan, tak lupa mereka saling bersalaman tanpa ada kata Sah yang diucapkan. Sebab memang bukan sedang ijab kabul.
Hingga Bawon tergelitik dengan musik yang diputar dari hape pemilik warung
"Pulang malu tak pulang rindu
Karena nasib belum menentu
Pada siapa aku mengadu?
Pulang malu tak pulang rindu "
(Armada)
Lirik lagu itu membuatnya terdiam. Pelan-pelan dia kembali duduk di kursi kayu panjang tanpa sandaran. Mimik wajahnya berubah. Â Tampang yang semula nyaris mirip dengan artis korea Won Bin, auto kembali ke tampang asli wajah turki sembari refleks mengeluarkan bahasa ngapak
"asem ndeyan, kiye lagune sapa donge?"
"Enyong tersinggung "
Aa Ujang yang menangkap gelagat tak enak, langsung mengecilkan volume suara musik sembari bertanya: