Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Awal Ramadan 2023 dan Toleransi di Bali, Kisahmu Abadi

27 Maret 2023   21:15 Diperbarui: 27 Maret 2023   21:38 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana taraweh berjamaah di Masjid An-Nur Sanglah Denpasar | Dok Pribadi

Ramadan tahun 2023 menjadi berkah tersendiri bagi saya. Selain tetap semangat melangsungkan studi di kampus Universitas Udayana program studi kajian budaya, momentum puasa di pulau dewata kali ini begitu istimewa. 

Sehari sebelum pemerintah menetapkan hilal awal Ramadan, Krama Bali melaksanakan prosesi Nyepi yang rangkaiannya telah diawali sejak 1-2 hari sebelumnya. 

Betapa indah nilai dan semangat toleransi di negeri ini. Dimana Awal Ramadan  bagi umat muslim seiring sejalan dengan perayaan hari keagamaan umat Hindu di Bali.

Masih terekam dalam benak saya, sejak Minggu 19 Maret 2023, sebagain masyarakat Bali melaksanakan melasti. Prosesi pensucian segala sesuatu menjelang Nyepi dilakukan dengan berjalan kaki beriringan menuju sumber mata air yang dianggap suci yang berada di lingkungan tempat tinggal warga. Baik itu laut, danau ataupun sumber mata air lainnya. 

Rangkaian Nyepi berikutnya tak kalah menarik untuk dilewatkan adalah pengerupukan. Dilaksanakan pada Selasa malam ,sebelum puncak perayaan Hari Suci Nyepi tanggal 22 Maret 2023 dengan arak-arakan ogoh-ogoh hampir disetiap ruas jalan. 

Ogoh-ogoh siap diarak keliling | Dok Pribadi
Ogoh-ogoh siap diarak keliling | Dok Pribadi

Tampilan ogoh-ogoh yang terkesan menyeramkan menjadi perlambang kejahatan/ketidakbaikan yang harus dimusnahkan. Itulah kenapa ogoh-ogoh tersebut setelah diarak, sebagian ada yang dimusnahkan dengan cara dibakar, sebagai simbol musnahnya kejahatan pada malam sebelum dimulainya Catur Brata penyepian selama 24 jam. 

Ada 4 larangan selama proses catur brata sebagai inti dari proses sempurnanya rangkaian Nyepi, yakni  tidak menyalakan api/lampu/penerangan;  Tidak bepergian keluar rumah,  tidak melakukan rekreasi/mengadakan hiburan;  tidak melakukan kerja/aktifitas berat lain. Hal itu pula yang kemudian menjadikan beberapa sarana transportasi seperti bandara, pelabuhan untuk sementara berhenti beroperasi selama 24 jam.

Pengalaman Nyepi pertama kali yang sungguh sangat  berharga lagi penuh makna. Bagaimana tidak? Saat hampir seluruh warga Bali melaksanakan Catur Brata di hari Nyepi, Pemerintah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada tanggal 23 maret 2023. 

Padahal kami yang berada di Bali sejak Rabu 22 Maret pukul 06.00 - Kamis 23 Maret pukul 06.00 masih dalam prosesi Catur Brata. Bersyukur Warga Bali begitu menjunjung tinggi semangat toleransi. Pelaksanaan taraweh malam pertama tetap mendapat ijin sesuai mekanisme penjagaan dan prosedur kepala lingkungan setempat dengan penerangan yang tidak mengganggu prosesi catur brata.

Malam pertama Ramadan yang begitu hening menyelimuti suasana Bali. Tanpa Penerangan yang cukup berarti, hanya mengandalkan pendar cahaya bintang dan bulan sabit. Namun justru disitulah terletak keistimewaan yang hakiki. Tahun depan dan tahun tahun berikutnya belum tentu akan terulang kembali. 

Saat awal Ramadan hadir, ada desir kedamaian tak terperi. Setelah melewati hening nyepi, ruang kesadaran akan pentingnya  keseimbangan alam, spiritual dan semangat keberagaman semakin kian tertanam.

Hening Nyepi mengiringi awal ramadan di Bali | Dok Pribadi
Hening Nyepi mengiringi awal ramadan di Bali | Dok Pribadi

Beruntungnya kami, yang merayakan awal Ramadan 2023 di Pulau Dewata, kisah tentang semangat Toleransi akan terukir abadi. Menjadi kenangan yang tak lekang zaman. Membuka ruang keseimbangan makna hidup yang harus selaras dengan alam. 

Kamis pagi selepas subuh, matahari menjadi penanda berakhirnya catur brata bagi saudara yang beragama hindu pada pukul 06.00. Sementara kami, muslimin - muslimat yang berada di Bali menunaikan ibadah puasa dengan  kualitas udara yang luar biasa segar akibat sehari sebelumnya Hening Nyepi menyeimbangkan alam raya dari hiruk pikuk kehidupan manusia, selama 24 jam tidak ada asap kendaraan dan karbon dioksida berlebih. 

Nikmat mana lagi yang hendak kami dustakan?, Ramadan di Bali dan semangat Toleransi yang tak terbantahkan. Kelak di kemudian hari kisahnya abadi dengan selaksa mana filosofi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan umat manusia di dunia, terlepas apapun agama dan keyakinannya.

Denpasar, 27 Maret 2023

Salam Bahagia dari Bali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun