Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Agam

14 November 2022   19:41 Diperbarui: 14 November 2022   19:58 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki tegap itu memandang kejauhan. Bias cakrawala di Pantai Lampuuk tampak membiru sejauh mata memandang. Debur ombak, Pasir putih dan lekuk perbukitan kapur  menjadi satu kesatuan pemandangan yang menggoda siapa saja yang bertandang.

Ingatannya melayang ke sebuah masa yang suram. 17 tahun lalu saat ia bersama Abu, Mak, dan Cupo. Lekat dalam ingatanya saat Cupo berulang tahun dan meminta hadiah. Abu berjanji merayakan rasa syukur pertambahan usia anak perempuan pertama mereka ke sebuah tempat yang indah. Berangkat sebelum subuh, dan singgah terlebih dahulu untuk ibadah shalat di masjid terdekat.

Sedari malam Mak sibuk menyiapkan bekal. Memasak Ayam tangkap kesukaan Cupo lengkap dengan nasi gurih. Tak lupa masakan kegemaran Abu, Ungkot Kemamah yang dibuat dari ikan tuna pemberian Mak Syik.

Satu  ekor ayam jantan disembelih oleh Abu dengan doa-doa lengkap. Ayam tersebut kemudian dipotong menjadi 12 bagian. Kemudian Mak menambahkan setangah panci dengan  4 lembar daun pandan, tak lupa  4  4 tangkai daun salam koja,  1/2 sendok makan air asam, 2 sendok teh garam 1/4 sendok teh merica bubuk.

Agar aroma ayam tangkap kian istimewa Mak menambahkan bahan daun pengharum yang terdiri dari  3 lembar daun pandan, potong kecil-kecil 8 tangkai daun salam koja, 6 lembar daun jeruk, 2 lembar daun kunyit yang dibuang tulangnya. Dan makin nikmat dengan  potongan kecil 4 buah cabai hijau besar,

Olahan ayam khas tanah rencong ini pun makin nikmat dengan bumbu yang dihaluskan.  8 butir bawang merah 3 siung bawang putih 3 buah cabai rawit merah 4 cm kunyit, bakar 3 cm jahe yang sudah ditumbuk halus dimasukkan dalam rebusan ayam hingga air menyusut, meresap dan ayam menjadi lunak.
 Sembari melongok dapur memastikan ayam tangkap lekas siap untuk dibawa menjadi bekal, Cupo bolak balik mengingatkan Abu, tidak mau kalo hanya diajak ke pantai Lho-Nga, bosan begitu kira-kira. Mengingat Lho-Nga adalah tanah dimana mereka lahir dan bertumbuh selama ini.

Ayam Tangkap khas Aceh sumber Kompas.com
Ayam Tangkap khas Aceh sumber Kompas.com

"Agam, bek eh Jula That",

"Besok kita ke Lampuuk" Bisik Mak sebelum terlelap.

Tak ada firasat sedikitpun hingga pagi menjelang. Semua bersiap sedari sebelum kumandang adzan subuh. Abu menyeruput Sanger buatan Mak sebelum memanaskan mesin labi-labi, dan menyuruh kami bergegas masuk ke labi-labi yang selama ini begitu menghidupi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun