KEMENPAREKRAF tidak sendiri, Deputi bidang Pariwisata dan ekonomi kreatif Kemenkomarves, Bapak Odo RM Manuhutu turut memberikan pengantar secara virtual. Begitulah kolaborasi lintas stakeholder saling bersinergi mewujudkan wisata berkelanjutan di Indonesia.
Hadir mewakili Gubernur NTB untuk memberikan sambutan, Bapak Drs. H. Lalu Gita Ariadi Msi selaku Sekretaris Daerah Provinsi. Dalam sambutanya Sekda NTB memberi sekelumit fase evolusi yang dijalani oleh dunia pariwisata di Lombok. Dari mulai Fase dimana Lombok dalam fase tradisional.
Branding yang dikenal saat itu NTB hanya sebatas sebagai destinasi wisata bulan madu. Hal ini menjadikan kunjungan wisata NTB mengalami dua musim, low season dan high season.
Kemudian Fase pertumbuhan era tahun 2010, NTB mengarah pada trend dan branding wisata MICE dan Halal destination. Kini, Lombok melakukan sekian percepatan pembangunan yang mendukung dalam bidang pariwisata.
Dua fase sebelumnya berubah sedemikian rupa manakala Mandalika menjadi DSP lengkap dengan sarana bandara internasional yang terus berbenah. Bahkan ikon Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika yang mampu menyedot perhatian dunia.
Sekda Lombok menyebut adanya gelaran WSBK, menjadi spirit yang menyemangati masyarakat pariwisata NTB, bahwa WSBK adalah “Waktunya Sekarang Bangkit Kembali”.
Masyarakat NTB patut bersyukur, meski pandemi belum hilang sepenuhnya namun kawasan Mandalika menjadi berkah tersendiri.
Dengan prosedur CHSE dan tetap memberlakukan protokol kesehatan yang ketat, Pesona Lombok tetap menjadi pilihan para wisatawan untuk dikunjungi. Terlebih wisata olahraga dan alam yang tak terbatas. Baik itu pantai hingga kawasan Gunung Rinjani, DSP Mandalika mampu menjadi salah satu primadona wisata di Wonderful Indonesia.
Selaras dengan apa yang disampaikan oleh Sekda Provinsi NTB, Ibu Rizki Handayani selaku Deputi Bidang produk wisata dan penyelenggaraan event menambahkan bahwa kegiatan konferensi ini tidak hanya bicara sebatas kawasan Mandalika semata.
Hal tersebut dikarenakan NTB telah dikenal oleh mancanegara dengan Gunung Rinjani. Aktivitas tracking sebagai pilihan sport tourism di tengah alam menjadi favorit untuk sport event. Dampak pembangunan ekonomi yang lebih besar menjadi bagian yang tak terpisahkan selama ini.
Siap tidak siap, menjadi peluang dan tantangan yang harus bisa dijawab oleh masyarakat NTB. Meski tidak hadir secara langsung, Bapak Sandiaga Uno Selaku MENPAREKRAF tetap hadir secara virtual untuk membuka acara. Tanda simbolis dimulainya Konferensi berupa pemukulan Gendang Beleq, alat musik tradisional Lombok menjadi tanda dimulainya Konferensi.