setelah bumbu harum masukan tulang ayam dan ceker. Aduk rata. Masukkan gembus yang sudah dihaluskan. Tambahkan air. Aduk-aduk dan biarkan mendidih. Angkat ketika tektuks gembus sudah menyerupai bubur.
Menikmati glotak sebagai menu berbuka puasa sungguh luar biasa sedapnya.Rasanya jelas laka-laka. Asin gurih pedas. Tidak ada sentuhan manisnya.Â
Seperti namanya, ada bunyi khas saat memasak glotak. Tulang ayam yang diaduk cenderung mengeluarkan bunyi "glotak-glotak" manakala bersentuhan dengan dinding panci atau wajan. Meskipun suara itu lamat-lamat terdengar.
Kesan pertama melihat Glotak sungguh tidak mengundang selera. Tapi selanjutnya ulalaaa...pasti akan nagih untuk mengulang menikmatinya. Sayang, keberadaan glotak begitu sulit ditemukan.Â
Tak jarang ada pedagang glotak yang menyajikan glotak bersama dengan bubur beras. Cita rasa bubut yang gurih diberi glotak diatasnya. Disantap selagi hangat.
 Selain bubur, ada pasangan nikmat lainnya yang menambah selera dalam menyantap glotak. Yakni kerupuk kuning atau kerupuk glopot, yang dalam bahasa Indonesia artinya Kotor.
Kerupuk glopot (kotor), sepintas tampak kotor. Ada campuran warna hitam seperti habis jatuh ketanah. Padahal itu merupakan bumbu yang menempel pada kerupuk.Â
Tekstur glotak yang padat cenderung cair sangat enak ketika diambil dengan kerupuk glopot. Tambahan tekstur kriuk dari kerupuk berpadu seolah menjadi orkestrasi menu dalam mulut. Ah sungguh penuh sensasi.
Diantara banyaknya menu otentik khas Tegal,glotak merupakan salah satu menu yang harus dilestarikan keberadaanya. Kini, jarang orang menjual glotak. Hanya pada bukan Ramadan, dimana banyak warga bmmencari menu berbuka saja glotak menjadi mudah dijumpai.
Terlebih menyoal upaya menjadikan glotak agar lestari keberadaannya. Anak-anak zaman now kian jarang mengenal apalagi mencicipi glotak. Dilihat dari tampilannya saja, anak-anak pasti lebih kenal burger, hot dog, dan sebagainya yang kerap diiklankan dibanding glotak yang memang menjadi sebuah menu laka-laka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H