Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Kasih Tak Sampai] Jumirah Oh Jumirah

5 Desember 2020   23:29 Diperbarui: 5 Desember 2020   23:59 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara Mulyono kian tak sabar ingin melamar Jumirah. Dicarinya sang Bapak ke beberapa penjuru. Sawah, selepan beras, gudang padi, pasar semua tak ada. Matanya nanar saat dia melihat setumpuk undangan tengah dipegang oleh Trimo, orang kepercayaan Mulyono.

"Siapa mau mantu pakdhe ?" Tanya Susilo

" Wah ini, kejutan buat kita semua, termasuk kamu sebagai anaknya " gaya Trimo sedikit membuat Susilo penasaran.

Diraihnya tangan Trimo, beberapa lembar undangan terhambur. Susilo memungut selembar kertas berwarna hijau pupus yang tergeletak di dekat kaki kanannya. Badannya membungkuk. Matanya awas mengeja inisial nama MJ. Berikut dua nama yang terpahat diantara gambar dua cincin yang bertaut.

"Bapak?!" Seketika jantungnya berdetak melebihi pukulan bedug langgar saat malam takbiran. 

"Jumirah?" Lirih dia membaca nama yang selama ini mengisi relung hatinya. Sirna semua angan dan cita-citanya merantau di kota setelah menikahi Jumirah.

Undangan yang Susilo pungut dikembalikan ke tangan Trimo. Hening, tanpa kata. Susilo berlalu begitu saja membuat Trimo bertanya,

" Lho Sus, mau kemana, bantu pakdhemu nyebar undangan"

Susilo terus melangkah menuju kedai mie ayamnya. Pantang baginya menangisi nasib gagal mempersunting Jumirah. 

Begitu tiba di kedai mie ayam, Susilo membuka laci-laci gerobak. Sebotol cairan berwarna biru berbau menyengat dia tenggak sampai habis tak bersisa. Kedai itu tutup, gerobak dan beberapa bangku kayu panjang sengaja dibiarkan berada diluar. 

Tubuh Susilo terduduk di bangku kayu, beberapa saat kemudian mulutnya mengeluarkan cairan berbusa. Matanya melotot namun mulutnya tersenyum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun