Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pada Setiap Perjalanan, Aku Belajar Banyak Hal

13 Agustus 2019   21:34 Diperbarui: 14 Agustus 2019   07:00 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pri live in di rumah warga kampung Laut Nusakambangan Cilacap

Namun ada 1 Kecamatan yang terdiri dari 4 Desa yakni Klaces, Panikel, Ujung Alang dan Ujung Gagak dari wilayah administratif Kabupaten Cilacap berada diantara Gerumbul daratan Pulau Nusa Kambangan.

Tidak semua penghuni pulau Nusakambangan adalah para Narapidana. Ada Masyarakat dengan karakteristik istimewa yang "survive" hidup di lingkungan dengan segala susasana yang jauh berbeda. Bayangkan saja, Tahun 2009 dua desa diantaranya Klaces dan Ujung Alang masih belum teraliri listrik. Pada mereka aku belajar banyak hal. 

Termasuk tentang kerasnya hidup diantara gerumbul tanaman bakau atau  yang sering juga disebut Mangrove.  Aku yang berlatar belakang ilmu sosial sempat belajar keanekaragaman hayati di segara anakan Cilacap. 

Lugu namun tidak bisa diperdaya begitu saja, itu yang aku pelajari dari pembawaan mereka. Hingga pada suatu ketika  menyaksikan dengan mata kepala terbuka, melalui ritual dan rapal kalimat sakti tertentu, sesepuh adat masyarakat kampung laut mampu memayungi lokasi tertentu agar hujan tidak membubarkan sebuah acara yang digelar. 

Sulap atau sihir? Sepertinya bukan. Itulah sebentuk kearifan lokal yang semakin membuat saya belajar tentang sisi lain yang terkadang tak kasat mata, apalagi sekedar dicerna dengan logika.

Tak Pernah Bermimpi Bisa Mengunjungi  Beberapa Pulau yang Ada Di Indonesia

Desember 2002 bertepatan dengan momentum perayaan Natal, perjalanan melintas pulau untuk kali pertama harus aku lakoni. Jakarta-Manado dengan pesawat menjadikanku kian mengenal sisi lain Indonesia, yang hanya Jawa dengan bagian kecil budaya ngapaknya. 

Edodo e, logat bahasa ala Minahasa yang terdengar jenaka. Tak beda jauh dengan logat Madura yang menyebut kata Bo A Bo dalam tayangan serial Si Unyil yang menjadi tontonan sewaktu kecil.

Tanah Tonsea, atau Minahasa mengajarkan aku akan budaya pesta. Salah satunya pesta ucap syukur yang merupakan salah satu tradisi warga Minahasa. Nasi Jaha, Tinutuan hingga Piniki yang terbuat dari kelelawar pun tersaji. Aku pun sempat belajar memasak  tinutuan alias bubur Manado secara langsung pada warga setempat.

Pada kali kedua ke Sulawesi Utara, aku nenempuh perjalanan seorang diri menggunakan Otto (istilah untuk menyebut angkutan Umum atau mobil pada umumnya). 

Menelusuri sebagian wilayah Minahasa diantaranya Airmadidi (Minahasa Utara), Pinawetengan ( Minahasa), Kampung Jawa di Tondano, Hingga pasar Karombasan yang menjual aneka daging yang dalam benakku tak lazim untuk dimakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun