Lantas, apa sih pemikiran "liar saya"? Ya, saya hanya berharap ada keseimbangan ekososial di lahan reklamasi. Tidak semua yang menghuni kawasan ini adalah mereka yang mampu berinvestasi dalam skala besar dengan nominal milyaran semata. Kenapa tidak? ada kebijakan dimana lahan reklamasi juga menjadi ruang pembauran strata sosial. Sederhana saja, misalnya ada lahan yang disiapkan untuk program perumahan dengan dp  0 rupiah, atau rusunawa semi ekslusif?. Â
Bagi saya, teori keseimbangan adalah bentuk jawaban atas kontroversi lahan reklamasi. Apa sih yang sebenarnya menjadi target "julid" atas proyek reklamasi selama ini? Jika dianggap reklamasi hanya untuk menyiapkan lahan baru agar yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin, maka tinggal baurkan saja titik tengah diantara keduanya.
Tulisan ini tentu belumlah selesai sebab eksplorasi saya tidak sebatas melihat lahan ini sebagai tempat piknik sesaat pasca 3 materi di taman mini kami dapat. Di pulau reklamasi tercipta inspirasi membuat karya fiksi.Â
Menulis sisi lain tentang ekonomi baru ala Jakarta apalagi. Thus mau menjadikan tema lahan  reklamasi sebagai konten  strategi untuk menambah pundi-pundi rejeki? sah-sah saja. Tunggu di tullisan saya berikutnya ya,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H