Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

#DolanKuliner KJog, Icip Menu Sederhana dengan Suasana Istimewa

22 Februari 2019   05:26 Diperbarui: 22 Februari 2019   05:37 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pri Red Velvet dan choco Charcoal, minuman kreatif cita rasa milenial/rice bowl dengan varian teriyaki dan black pepper/dok.pri

Selalu ada yang istimewa setiap kali saya ke Jogjakarta. Hal itu pula yang membuat saya tidak menyia-nyiakan kesempatan manakala Kjog (Kompasianer Jogja) mengadakan  dolan kuliner. Akhir pekan lalu merupakan dolan kuliner pertama yang saya ikuti. 

Sore itu setelah mendaratkan kaki di Kota Gudeg, saya pun bergegas ke Medpresso Cafe yang berada di kawasan Gejayan. Tepatnya di Jalan Cempaka No 8  Deresan CT X, Gejayan, Yogyakarta 55283.  Meski letaknya terbilang cukup "nylempit" , namun tak sulit menemukan lokasi tempat kumpul-kumpul sembari kulineran yang baru dirilis tengah Januari 2019 lalu. 

"Tak Jauh dari Kanisius" Begitu Salah satu Kompasianer Jogja memberi petunjuk lewat WA grup. Ojek online yang saya pesanpun mengantarkan saya ke lokasi melewati beberapa akses jalan dua kampus ternama di Jogja yakni Universitas Gajah Mada yang sedikit terhubung dengan Universitas Negeri Yogyakarta. Beruntung meski siang sebelumnya Jogja diguyur hujan, namun sore itu cuaca begitu cerahnya mendukung serunya acara.

dok.pri
dok.pri
dok.pri
dok.pri
Pagar berbalut tanaman merambat  bertuliskan Medpresso Coffee Garden memberi nuansa yang berbeda dari tempat kuliner kebanyakan. Terlebih saat kaki melangkah memasuki pelataran luas dengan pohon rindang. Beberapa kursi dan meja yang terbuat dari gabungan Kayu dan besi ditata dibawah pohon rindang di sisi kanan. Sementara di sisi kiri, ada bangunan tembus pandang yang tidak begitu besar dengan beberapa set meja kursi yang terbuat dari kayu dengan sentuhan etnis kekunoan.

dok.pri
dok.pri
Beberapa kompasianer Jogja hangat menyambut kedatangan saya. Beberapa lainnya tampak asyik menikmati suasana.  Lembar daftar menu makanan dan minuman ala Medpresso secara bergiliran dipegang maisng-masing dari kami peserta dolan kuliner. 1 menu makanan dan 1 menu minuman bebas kami pilih sesuai selera. meski mengusung tajuk Coffee Garden sebagai brand yang melekat dibelakang kata Medpresso, sejatinya tidak melulu sajian kopi yang bisa dinikmati disini.

dok.pri memilih menu ala medpresso
dok.pri memilih menu ala medpresso
Aneka racikan kreatif yang tebuat dari buah dan bahan minuman kekinian pun menghias daftar menu pilihan lengkap dengan aneka makanan pelengkap. Sementara hanya tersedia Rice bowl dengan varian ayam bumbu teriyaki atau ayam bumbu lada hitam (black pepper) untuk menu makan berat. 

Sementara untuk menu makanan ringan aneka olahan kentang dan pisang goreng bisa dipilih sebagai alternatif pilihan. Sayang belum tersedia menu dari olahan singkong, baik itu digoreng atau diolah dengan varian rasa yang lebih kekinian. Harga yang dibandrol untuk minuman dan makanan berkisar antara Rp 15.000 - Rp. 28.000.

Sembari menunggu pesanan, mata pengunung medpresso dimanjakan dengan aneka sudut pandang yang luas. Sesuai namanya Coffee Garden, maka nuansa kebun jaman kekunoan bisa kita dapatkan disini. 

Mata saya terus saja menjelajah. Bangunan kaca cukup menyita rasa penasaran saya. Begitu masuk kedalam, suasana tenang begitu terasa. Dalam bangunan kaca itulah etalase medpresso terpajang dengan cukup ciamix. 

dok.pri
dok.pri
Mesin penyeduh kopi, botol-botol syrup, dan aneka pernik perlangkapan ala cafe ditata dengan rapi. Demikian dengan aneka gelas saji yang tampak berderet ditempatkan dalam rak yang menempel di dinding belakang tempat para barista bekerja. Ada sofa panjang yang cukup empuk di salah  satu sudutnya. 

Di sudut lain terdapat dua kuris dengan meja yang diperuntukkan untuk pengunjung yang datang berdua. Ada pula meja panjang dengan kursi kursi tanpa sandaran berderet menghadap sisi kaca yang membelakangi pintu masuk. Berada di dalam bangunan utama, tidak menghalangi pandangan mata melihat suasana luar. Sebab hampir sepenuhnya keliling bangunan itu berbahan kaca.

dok.pri
dok.pri
Medpresso hadir mengusung konsep Coffee Garden. Meski demikian, ada sentuhan istimewa lain. Deret buku-buku tersusun rapi. Bukan sekedar pemanis ruang kaca, buku-buku tersebut memang diperuntukkan bagi pengunjung yang doyan membaca. Saya pun terkesima. Bergegas tangan saya memilih koleksi buku yang pas di hati. Lebih dari sekedar kulineran, inilah keistimewaan yang sedari awal tidak saya ragukan.

Salah satu buku dalam rak Medpresso sudah ditangan. Ketika teman-teman Kompasianer Jogja diminta untuk berkumpul di luar untuk sessi perkenalan dan sharing dengan pemilik dan pengelola Medpresso, saya pun tak segan untuk membawa serta buku tersebut. Eits jangan lupa setelah selesai harap untuk mengembalikannya ke tempat semula.

rice bowl dengan varian teriyaki dan black pepper/dok.pri
rice bowl dengan varian teriyaki dan black pepper/dok.pri
dok.pri Red Velvet dan choco Charcoal, minuman kreatif cita rasa milenial/rice bowl dengan varian teriyaki dan black pepper/dok.pri
dok.pri Red Velvet dan choco Charcoal, minuman kreatif cita rasa milenial/rice bowl dengan varian teriyaki dan black pepper/dok.pri
 Sesaat sebelum dimulai, menu makanan dan minuman yang menjadi pesanan kompasianer Jogja diantar ke area kebun sisi kiri. Pemilik dan pengelola Medpresso pun memberi kesempatan kami untuk mengambil gambar sajian menu tersebut. Menu yang terbilang cukup sederhana, seperti menu yang saya pilih yakni pisang goreng dan Medpresso Pineaplle mint. Tidak seperti pisang goreng pada umumnya yang disajikan utuh atau dibelah menyerupai kipas. 

Pisang goreng ala medpresso disajikan dengan potongan bulatan kecil dengan tepung tipis yang membalut tiap satuannya. Rasa manisnya pas hanya berasal dari manis buah pisangnya tanpa tambahan gula. Meski ada taburan bubuk putih, ternyata itu bukan gula halus, melainkan bubuk kelapa sehingga menambah rasa gurih.

Dokpri. Potato Wedges dan aneka jus buah segar
Dokpri. Potato Wedges dan aneka jus buah segar
Puas mencicip pisang goreng, saya mencicip minuman dengan warna hijau dan putih susu yang terpisah dalam satu gelas saji lengkap dengan hiasan daun mint diatasnya. Buah nanas yang diblend dengan mint ala medpresso bisa menjadi pilihan penggemar minuman buah asli. Sensasi rasa segarnya begitu menggoda selera.

detail ricebowl ala medpresso/dok.pri
detail ricebowl ala medpresso/dok.pri
Saya pun sempat mencicip Rice bowl dengan varian teriyaki ataupun black pepper tampak menjadi pilihan beberapa Kompasianer. Porsi nasi dalam mangkok ini pas untuk mengisi perut saat siang ataupun malam. Lengkap dengan olahan daging ayam sesuai dengan varian bumbu.Lengkap telur mata sapi dan sambal matah. 

Pihak Medpresso menyajikan rice bowl dengan telur mata sapi setengah matang, bagi yang kurang suka telur setengah matang, sebaiknya memesan rice bowl dengan telur mata sapi yang matang saat memesan. Sayang, sambal matah dalam menu rice bowl kurang bisa manjakan para penggemar sambal. Andai porsi sambal matahnya di tambah, pastinya sensasi rasa sambalnya menjadi idola.

dok.pri/Perkenalan dan sharing session seputar medpresso
dok.pri/Perkenalan dan sharing session seputar medpresso
Saat perkenalan dan sharing pun dimulai. Adalah mas Indra selaku owner menjelaskan bahwa Medpresso sendiri merupakan nama salah satu penerbit Media Pressindo. Ya, ternyata Medpresso Coffee garden ini berada di pelataran salah satu penerbit buku. 

Dengan tujuan memberi nilai tambah para pemanfaatan lahan untuk aktifitas profuktif, maka "disulaplah" pelataran Media Pressindo menjadi tempat ngopi, kumpul-kumpul, ngopi-ngopi dan makan-makan. Mengingat halaman yang cukup luas ditumbuhi pepohonan yang cukup rindang dari mulai pohon kelengkeng, rambutan , mangga dan lain-lain maka dengan tidak mengubah land skap alaminya, medpresso dikemas dengan konsep garden coffee.

Mas Bajang selaku bagian dengan medpresso Coffee garden pun menambahkan, bahwa kehadiran medpresso menjadi pilihan yang berbeda bagi mereka yang menggemari dunia literasi. Pengunjung bisa berlama-lama berada dibawah rindangnya pepohonan untuk membaca atau mengadakan giat literasi lainnya.

Ah, tentu..siapa yang tidak betah berada disini. Jujur saja nih, meski menu makanan dan minumannya sederhana , namun suasananya begitu istimewa. Cocok buat kumpul-kumpul komunitas. Atau temu kangen dengan teman lama semasa kuliah di Jogja.

Seperti Kompasianer Jogja yang tak hanya mencicip menu medpresso, namun juga menitip jejak aktifitas komunitas dan merekamnya dalam lensa kamera dengan foto bersama.

Pastinya istimewa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun