Banyak pesanan sandal datang dari kalangan Tionghoa. Mereka bilang sandal Bapak awet. Sungguh bukan sebuah kebetulan. Saat aku mulai mengerti sebuah perbedaan seiring bertambahnya usia, aku seperti mendapatkan kebahagiaan tersendiri.Â
Misalnya saja, saat kami mengantar pesanan sandal ke pelanggan dari kalangan Tionghoa, Aku selalu diberi kue oleh keluarga mereka. Entah itu manisan buah hingga saat imlek di Tahun 90-an kami mendapatkan kue keranjang yang mereka bagikan.
Berteman dekat dengan mereka yang berasal dari kalangan Tionghoa menambah makna persaudaraan. Memanggil mereka dengan sebutan Jeje atau Cici bagi perempuan .Atau Koko atau Koh bagi laki-laki menjadi sebuah penghargaan tersendiri.
Tegal hingga kini memiliki komplek pecinan seperti halnya kota-kota lain di Indonesia, termasuk Medan. Tiap Imlek datang, lampion di pasang semarak menghias sepanjang jalan. Umbul-umbul hingga aroma dupa yang khas menjadikan kawasan sekitar Jalan Gurami yang terhubung ke Jalan Veteran terkesan etnis. Penjual kue keranjang dalam berbagai ukuran, warna, rasa dan kemasan menghias saat imlek menjelang.
Meski kini hidup  jauh dari Tegal, namun Imlek selalu menjadi momen yang aku rindukan. Kerinduan akan masa kecil, dan kerinduan terhadap kawan-kawan Tionghoa yang dekat. Bersyukur, anugerah persaudaraan dengan mereka seolah tak pernah putus. Tak jarang ada kawan yang mengirim kue keranjang saat imlek menjelang. Hingga pernah Ibu mengirim kue keranjang khusus dari Tegal sebagai sebuah pengingat akan kasih Ibu yang tak lekang oleh zaman.
Komplek pasar Gede solo meriah dengan lampion dan aneka atraksi budaya. Begitupun saat Imlek tahun 2017-2018 lalu. Sebuah kesempatan yang tidak saya lewatkan saat kawan-kawan Kompasianer Jogja mengadakan event bersama untuk menikmati Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta.
Hingga merasa begitu dekat dengan Pak Tjiptadinata Effendi beserta Ibu Lina, Kompasianer yang cukup dikenal selama ini. Tulisan tentang kisah hidup mereka selama di Medan begitu menginspirasi. Ataupun Kompasianer yang merayakan Imlek yang tak bisa disebut satu persatu.