Sepuluh tahun sudah saya melihat metamorfosa ruang seorang Anies Baswedan. Tahun 2008, di Universitas Paramadina, saya kali pertama bertatap muka dengan Rektor Perguruan tinggi termuda di Indonesia. Dari apa yang dia ucap, jelas tergambar dia sosok yang cerdas secara pemikiran.
Dialah Anies Baswedan yang kini menjadi Gubernur DKI. Satu tahun pemerintahan DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan, tak luput dari dinamika politik nasional yang turut mewarnai.
Apa yang diraih Anies Baswedan (AB) sebagai pemegang tampuk kepemimpinan Ibukota, tentu bukanlah hasil dari mantra "abrakadabra". Prestasi Anies di bidang pendidikan membawanya  menjelajah hingga ke Amerika Sana. Merunut pada  catatan perjalanan hidupnya, pada tahun dimana ada bilangan 7 itulah Anies meraih tangga "sukses" . Perlahan tangga demi tangga  itu ditapaki hingga sekarang ini.Â
Jalan Politik Anies Sebelum Menjadi DKI-1
Bermula dari tahun 1997, dimana Anies berhasil mendapatkan beasiswa Fulbright dari Aminef. Anies menempuh  kuliah lanjutan di bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs,  University of Maryland, College Park. Beasiswanya berlanjut hingga ke jenjang PH.d bidang  ilmu politik di Northern Illinois University.
Satu dasawarsa selepas Anies berhasil menempuh studi di Amerika, tahun 2007 Universitas Paramadima Jakarta menempatkannya sebagai pucuk pimpinan.
Gelar Rektor pun tersematkan. Sepak terjang Anies di dunia pendidikan kian berkibar setelah Anies bengembangkan konsep Indonesia mengajar bersama jejaring alamaternya dari UGM.  Tak sebatas muncul sebagai tokoh akademisi yang penuh  Potensi, Anies membuka diri pada proses-proses politik yang menghampiri.Â
Jalan  politik Anies Baswedan bermula dari konvensi calon presiden yang dihelat partai Demokrat. Melalui gagasan "Kita Semua Indonesia", dia mengajak semua orang tanpa kecuali untuk ikut terlibat mengurus negeri.
Pengejawantahan gagasan tersebut mewujud dalam gerakan turun tangan, diaman setiap orang yamg terlibat adalah relawan tanpa perlu dibayar. Dalam konteks politik, kemunculan relawan ini tentu menjadi energi baru ditengah budaya pragmatis.Â
Anies kian memperoleh posisi tawar dilingkar pelaku demokrasi. Gagal melenggang di Konvensi, Anies kemudian dilirik Jokowi. Pilpres 2014 menjadi bagian perjalanan politik Anies Baswedan dimana dia dipercaya menjadi Juru Bicara.
Buah kemenangan Jokowi JK pada pilpres 2014, turut pula dipetik Anies Baswedan yang kala itu dinilai sebagai sosok muda lagi energik. Jabatan Menteri Pendidikan pun sempat dipercayakan Jokowi kepada Anies Baswedan.