Punahnya Owa Jawa terbilang Ironis,  sebagai individu yang menganut monogami, owa Jawa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan reproduksi. Selama berada dalam  proses rehabilitasi, setidaknya butuh waktu berbulan-bulan  untuk menemukan kecocokan satu sama lain. Setelah terdapat tanda-tanda ketertarikan antara 2 individu Owa JAwa yang berbeda jenis kelamin, maka proses selanjutnya dipindahkan ke Kandang Pasangan. Dari kandang pasangan inilah lahir harapan baru bahwa Owa Jawa akan terselamatkan dari kepunahan yang mengancam.
Seperti kisah Ukong (jantan) dan gomey (betina), 2 individu yang berasal dari 2 kota berbeda ini datang di Javan Gibbon Centre pada bulan Januari. 7 Bulan berikutnya, di bulan Agustus Ukong yang datang dari Bogor dan Gomey yang berasla dari Bandung ini pun resmi dipasangkan. Tidak banyak cerita tentang proses pasangan Owa Jawa yang kemudian melahirkan di JGC, namun ada pula yang setelah berpasangan , 2 individu owa siap di Rehabituasi , yakni kembali ke habitatnya dilepas ke hutan luas.Proses Rehabituasi sendiri salah satunya dengan dilepas liarkan dikawasan hutan lindung Gunung Malabar, Gunung Puntang Bandung Selatan, JAwa Barat. Disinilah salah satu pusat yang menjadi sentral kepedulian Pertamina EP asset 3 Subang Field demi kelangsungan ekosistem hayati.Â
Owa Jawa dan Lestarinya Vegetasi Hutan Sebagai Paru-paru Dunia
Kawasan hutan ini pulalah yang menjadi endemik Owa JAwa alami selama ini. Benar saja, dari kejauhan terdengar suara yang awalnya saya kira bunyi sirine meraung-raung. Ternyata bunyi owa Jawa sedemikian dasyatnya menggema di tengah hutan belantara. Owa Jawa selama ini menjadi mitra penyebaran vegetasi secara alami. Owa yang merupakan individu Fruitafora (pemakan buah-buahan) secara tiddak langsung menyebarkan biji dari buah yang mereka makan sehingga populasi beberapa jenis buah langka dalam hutan tetap terjaga keberadaannya.Â
Menapak jejak kurang lebih sepanjang 1 Km di kawasan hutan Gunung Gede Pangrango membuat kami mengerti jenis-jenis vegetasi yang selama ini jarang kami temui. Dibalik tumbuh liarnya vegetasi hutan terdapat manfaat yang terkandung baik itu sebagai bahan kosmetika yang beramnfaat untuk menghaluskan kulit, ataupun dapat dikonsumsi selama masa survival bagi para pecinta alam. Ada juga tanaman yang memiliki khasiat obat, obat batuk , gatal-gatal misalnya
Dari sinilah, keberadaan Owa Jawa sebagai habitat endemik perlu dijaga dari kepunahan. Secara tidak langsung Owa Jawa turut menjaga hutan sebagai paru-paru dunia. Nah bagi yang ingin berpartisipasi dalam pelestarian OWa Jawa, bersiap gabung yuks di EVENING RUN # PERTAMINAECORUN2017 yang akan dilangsungkan pada tengah Desember nanti.  Dengan menjadi Peserta kegiatan ini, maka itu artinya turut serta dalam melestarikan owa JAwa dan  Tuntong laut. Sila kunjungi www.imroadrunner.com/pertaminaecorun2017 ya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H