"Great taste" and bla..bla..bla terjadi percakapan diantara mereka.
Tiba-tiba terlihat Erick sibuk membongkar tas yang sedari tadi dia gendong dipunggung. Tas itu tampak besar. Seperti kebanyakan turis-turis asing gunakan ketika mereka berjalan menyelusuri jalanan di Malioboro.Â
"this is it"Â girang setengah berteriak dia berkata
Aku mulai mengamatinya. Memastikan benda yang dia pegang. Tampak dalam kotak. lalu dia keluarkan
"do yo know this? Erick mendekat dan bertanya padaku sembari memperlihatkan benda berbungkus kertas mengkilap berwarna perak
"Cheese" Â dia yang bertanya dia juga yang menjawab
Aku hanya mengangguk. Melihat apa yang akan dia lakukan kemudian. Dalam kotak yang dia gunakan untuk menyimpan keju ada sejenis alat. Lebih tepatnya sejenis parutan keju. Dan benar saja. Erick pun menggerakkan tangannya dengan cekatan. Merubah bentuk keju yang semula kotak padat menjadi serpihan memanjang dan bertabur diatas potongan getuk.
"So delicious"Â Pekiknya sembari mencomot potongan terakhir gethuk yang telah bertabur keju parut.
Dia keluarkan dari dalam tasnya beberapa potong keju dan dia berikan itu kepadaku. Dia memintaku memarutkan keju-keju itu diatas gethuk-gethuk beralaskan daun pisang. Simbok hanya melongo melihat apa yang tengah terjadi.Setelah membuat atraksi parutan keju, membayar dengan harga yang tak terduga lagi berlebih . Mereka berlalu.Â
Atraksi 3 turis Beanda itu ternyata menjadi pusat perhatian pengunjung. Sungkan mereka mendekat. Nyatanya begitu turis itu berlalu. Serbuan pembeli berkerubut bak semut. Dalam sekejap gethuk buatan simbok habis tak tersisa. Pantas saja wong gethuknya begitu istimewa bertabur keju asli dari negara asalnya. Tak seberapa lama, ketika kami bersiap pulang membawa bakul yang telah ringan. Sosok menghebohkan itu datang kembali. Kali ini dia sendiri. Entah dimana 2 teman yang menjadi rombongannya.
Dan bagaikan disambar petir disiang hari, tanpa ada hujan yang menyertai. Aku pingsan ditengah pasar akibat kata-kata yang diucapkan Erick