Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wawasan Kebangsaan Bukan Alat Mengejar Ketenaran dan Arogansi Kelompok Kepentingan [1]

22 Maret 2016   03:52 Diperbarui: 22 Maret 2016   04:25 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Kasus Zaskia Gotik, ada hal yang menggelitik. Perempuan yang cantik dalam tampilan ini hanyalah lulusan SD (sekolah Dasar). Itu berarti dia belum mengenyam pendidikan dasar wajib 9 tahun 9 (SD+SMP) untuk memperoleh bekal pengetahuan terkait dengan paham kebangsaan. Apalagi yang bersifat pendidikan karakter. Lihat saja karakter yang dia tunjukkan diatas pentas hiburan.

Nah, berbeda dengan kita mungkin atau bahkan mereka yang sudah memiliki jabatan negara yang pastinya harus dan wajib mengenyam pendidikan Kebangsaan. Sejauh ini salah satu lembaga yang menjadi acuan pendidikan kebangsaan antara lain adalah Lemhanas (Lembaga Ketahanan Nasional).

Saya pun mencoba membandingkan meski dalam konteks yang berbeda. Jika seorang pemakai Narkoba saja bisa mendapatkan rehabilitasi. Kenapa seorang Zaskia Gotik yang jauh akan bekal pengetahuan dan pendidikan kebangsaan harus dicecar sedemikian rupa layaknya seorang Teroris yang membahayakan Bangsa dan Negara? Meskipun baru oleh sebagian kalangan saja.

Dimana letak cinta tanah air kita?. Jika kita merasa cinta tanai air, mengaku memiliki semangat nasionalisme, patokannya sederhana saja kok. Jangan karena 1 orang Zaskia Gotik, maka hebohlah seluruh nusantara dan menimbulkan arogansi kelompok kepentingan. Jangan pula lantas muncul pihak-pihak yang mendadak dangdut tampil heroik layaknya para pahlawan yang telah mengorbankan nyawanya untuk kemerdekaan Negara kita. Ini bukan ajang kontes siapa paling merasa merah putih.

Jelas ini tamparan bagi kita semua, tanpa kecuali. Memajukan kesejahteraan umum mungkin masih menjadi jalan panjang bagi bangsa ini kedepan. Tapi tidak bisakah kita sedikit mencerdaskan kehidupan bangsa? Satu diantara anak bangsa itu adalah seorang Zaskia Gotik. Perempuan cantik yang karena goyang itiknya dia telah lupa sejarah kemerdekaan negaranya sendiri. karena ketidakmampuannya berfikir dia bahkan mungkin tidak hafal Pancasila, jangankan lambang yang ada di masing-masing sila.Saya yakin, bukan beasiswa menjadi Sarjana bahkan belajar hingga S2 yang dia butuhkan. Dia hanya butuh diingatkan, bahwa dia lahir, hidup dan mungkin akan mati di tanah Indonesia.

Maka, tidak ada salahnya pihak-pihak yang sudah memiliki semangat kebangsaan dan nasionalisme yang lebih, sedikit memberi perhatian padanya. Tegur dia baik-baik. Beri dia buku-buku bacaan kebangsaan. Ajak dia dalam forum-forum sosialisasi kebangsaan yang ada. Seimbangkan antara goyang itik dengan semangat kebangsaan yang memercik.

Bukankah Pancasila tidak mengajarkan kita menjadi manusia-manusia arogan yang hanya mengejar ketenaran hingga lupa jatidiri kebangsaan yang sebenarnya?

ini sih hanya pendapat saya...saya hargai perbedaan pendapat. Sepanjang itu tidak menimbulkan pertentangan yang memecah belah persatuan bangsa. Apalagi hanya untuk sekedar mengambil keuntungan pribadi terlebih sekelompok golongan

 

Salam Damai Penuh Kasih,

TMT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun