Mohon tunggu...
Hutami Pudya
Hutami Pudya Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Semoga bermanfaat" ^_^

Selanjutnya

Tutup

Politik

Label “Internasional” Sekolah

23 Mei 2012   08:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:56 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Intensitas siswa kelas unggulan menggunakan Bahasa Inggris lebih sering ketimbang siswa reguler. Tak jarang guru berkebangsaan asing pun didatangkan agar kemampuan mereka dalam berbahasa Inggris lebih bagus.

Entah sedang beruntung atau saya memang tergolong siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, saya terpilih menjadi salah satu calon siswa unggulan. Mengapa saya sebut calon, karena setelah saya tahu saya layak masuk kelas unggulan, saya diwajibkan membayar uang SPP tiga kali lipat dari SPP reguler. Untuk membayar uang SPP reguler saya, kedua orang tua saya sudah ngos-ngosan, apalagi harus membayar tiga kali lipatnya.

Sejak itulah saya merasa ada yang aneh dengan sistem RSBI. Saya merasa kelas unggulan atau internasional itu adalah kelas untuk anak-anak yang memiliki kecerdasan tinggidan berduit. “Orang miskin” seperti saya tak layak masuk ke kelas tersebut.

Saya juga agak bingung dengan pelabelan “internasional” . Apakah untuk menunjukkan “internasional” hanya sebatas menggunakan dua bahasa, Inggris dan Indonesia? Menurut saya label “internasional” seperti merek dagang sekolah. Kalau sekolah sudah punya label “inetnasional” pasti jadi sekolah favorit dan bergengsi.

Saya ragu sistem RSBI benar-benar efektif meningkat mutu pendidikan Indonesia. Semoga keraguan saya salah. Semoga RSBI bukan sekedar label “internasional” untuk menarik konsumen (calon siswa baru). Tapi benar-benar mampu mencetak generasi bangsa yang bisa bersaing di dunia internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun