1. Kalimantan Tengah akan dikuasai oleh pemain pemain pembalakan liar bahkan diberikan tempat luas dalam kasus perusakan lingkungan.
2. Alam Bawah Sadar Sugianto adalah "Illegal Logging" yang lekat dengan dunia kekerasan, seharusnya Kalimantan Tengah menjadi "Pusat Kebudayaan bukan Pusat Pembalakan Liar".
3. Hutan Hutan Kalimantan Tengah terancam bahaya menjadi lautan sawit
4. Modal asing akan menguasai jaringan permodalan dalam pengelolaan kapital hutan.
5. Orientasi tata lingkungan bukan lagi di wilayah desa dan kota, tapi justru di wilayah kehutanan yang amat dikuasai kelompok Rasyid -Sugianto.
6. Menguatnya garis isu rasial karena wakil dari Sugianto mengandalkan gelar Habib, padahal penduduk Kalimantan Tengah terkenal amat menghargai harmoni masyarakat.
7. Agenda agenda pembangunan yang awalnya Pendekatan Pembangunan Kemanusiaan, menjadi pendekatan Pembalakan Liar.
Â
Selain tujuh hal diatas, harus diperhatikan peran Ketua KPU Kalteng, dimana terbit kabar isterinya adalah tim sukses Sugianto, kabar ini harus diklarifikasi agar jaring jaring Sugianto Sabran tidak menguasai perpolitikan di Kalimantan Tengah, dan munculnya Sugianto dengan kekuatan politiknya juga harus menjadi pelajaran PDI Perjuangan, karena selama ini PDI Perjuangan mampu memunculkan calon calon kepala daerah yang kuat karakternya seperti Jokowi, Risma, Ganjar dan Teras Narang, namun dalam persiapan politik PDIP hanya mengandalkan survey bukan penilaian karakter budaya, bukan pendekatan yang disenangi masyarakat dan mampu membaca inventarisasi penilaian politik bukan pada angka, tapi kemampuan mengelola refleksi dari segala lini cara hidup masyarakat di satu tempat.
Â
Semoga Kalimantan Tengah tidak jatuh ke tangan Sugianto Sabran, bagian dari jaringan bandit Mafia Hutan....