Mohon tunggu...
Muhammad Nabil
Muhammad Nabil Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 1

Pelajar generasi rebahan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sang Kiyai Penakluk Kolonialisme

17 November 2021   22:20 Diperbarui: 17 November 2021   22:55 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar seruan itu sang kaisar pun menemui sang kiyai dengan niat ingin menipu muslihatnya.

“Salam Kiyai,  saya kesini datang dengan beberapa pasukan sambil melihat-melihat keadaan wilayahku.”

“Untuk apa kau kesini, kami tidak sudi untuk mengikuti kemauanmu, waalapun nyawa taruhannya” Seru sang kiyai dengan tegas.

Sang Kaisar yang merasa terhina akhirnya terpancing juga “Aku tidak akan membinasakan wilayah pesantrenmu ini asal dengan satu syarat, para santri mun itu. Serahkan mereka kepadaku. Kemudian akan aku berikan gantinya tempat yang lebih luas dari ini dan gelar yang bisa kau dapatkan.”

“Aku tidak akan termaklan tipu muslihat mu itu, lebih baik kami berperang dengan kalian daripada mngikuuti para penjahat kolonialisme yang mementingkan diri sendiri” sang Kiyai menyikapi perkataaan sang kaisar dengan tenang.

Dengan begitu, para santri yang melihat kedatangan tentara bermata sipit itu pun langsung berdiri dibelakang sang kiyai, sambil menyerukan takbir. Tak disangka, karna kalah jumlah akhirnya sang klaisar dan prajuritnya memilih untuk pergi dengan membuat kerusakan kecil .

Hari berikutnya, sang kiyai menyerukan bagi para pribumi yang bekerja di pabrik gula yang dikuasai Jepang agar mogok kerja. Hal ini pun berhasil membuat perekonomian lumpuh beberapa hari. Tak berhenti sampai disitu, sang kiyai pun membuat kesepakatan dengan Laskar Hizbullah dan Barisan sabilillah.

“Pertemuan kali ini, kita akan mengirim para militan islami untuk menjadi bagian dari laskar Hizbullah dan barisn Sabilillah”

“Baiklah Kiyai, saya siap untuk memimpin para pasukan ini sebagaimana yang kliyai perintahkan.” Ujar Abdul Kholiq yang merupakan anak sang Kiyai.

Selain itu sang Kiyai pun menyerukan warga pribumiuntuk bergabung dengan PETA (Tentara Pembela Tanah air). Akibat perlawanannya ini, sang Kiyai pun ditangkap dan dipenjarakan, ia pun disiksa oleh tentara bejad itu. Namun api perlawanannya sedikitpun tidak padam.

Kelebihan yang dimiliki sang kiyai adalah menyatukan jaringan intelektual dengan cara membangun dua ormas yaitu Nadhatul ulama dan MIAI. Juga melalui dua organisasi tersebut nasionalisme dan ukhuwwah islam bangkit, dan kemerdekaan indonesia bisa dicapai. Presiden Soekarno pun menetapkan Kiyai Muhammad Hasyim Asy’ari sebagai pahlawan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun