Mata ku kaku bagai batu.Â
Dan tak tahu apalah itu?
Hari demi hari silih berganti.Â
Hingga tak sadar beberapa hari lagi mata ini berhenti memandangimu dari jauh.Â
Aku si pemuja rahasiamu.Â
Aku rindu memandangi wajahmu dari kejauhan.Â
Aku rindu menulis semua tentang mu.Â
aku pemujamu yang tidak pernah kau tahu
apa kau sadar aku selalu memperhatikanmu dari kejauhan?
Apakah kau tahu aku selalu memikirkanmu dalam kesendirian?
Aku tidak tahu akan sampai kapan rasa ini bertahan
Aku pula tidak tahu akan sampai kapan doa-doa kita akan bertemu di langit yang sama?Â
Sampai kapan hati ini berpihak padamu?
Yang tak pernah kau anggap keberadaanya meskipun kau acuh dariku.Â
Apakah kau tak punya  rasa?Â
Sehingga untuk merasakan cintaku pun tak mampu bagimu.Â
Apakah kau tak memiliki mata?
Sehingga kau tak bisa melihat curahan perhatianku untukmu?
Iya, aku mencintaimu dengan kebisuan yang beberapa hari ini ingin ku ceritakan padamu.Â
Dalam alunan tentang cinta dan juga rasa terhebat yang ada dalam wajah-wajah lugu yang terpancar lewat senyummu yang manis itu.Â
Sesederna saja rasaku padamu.Â
Selama nafas masih mengalun dalam raga.Â
Selama jantung masih memukul dalam jiwa.Â
Dan selama itu juga aku terus hanyut dalam kenangan kita di Saka Mese Nusa.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI