Perlahan Asha membuka kantong kresek, mungkin untuk menyiasati agar isinya tak basah. Di dalamnya tersimpan makanan, di beberapa wadah. Namun ada yang istimewa ia mendapati sebuah tumpeng kecil yang ditaburi bawang goreng, tempe oreg dan telor suwir. Sangat menggugah selera Asha yang memang belum makan siang. Bagi Asha, menu itu sungguh luar biasa, karena jarang sekali menemukan makanan lebih lezat dari itu.Â
Tempe dan telur salah satu makanan kesukaan Asha. Tapi kali ini berbeda, ibu membuatnya bersama nasi tumpeng kuning terlebih di hari spesial Asha. Ibu menyelipkan sebuah kertas kecil berisi ucapan ulang tahun dan doa-doa, yang ditulis dari tangan lembut ibunya. Tangan kekar yang selalu sigap menopangnya dalam kelemahan.
"Terima kasih, Ibu, dengan kesederhaan yang tercipta tapi mampu menghadirkan kesan yang begitu mendalam,"
Seandainya saat ini ibu ada di dekatnya, Asha ingin memeluknya sambil menangis sejadi-jadinya, bukan perihal sesal atau meratapi keadaan. Tapi karena bangga memiliki ibu yang luar biasa," Asha berkali-kali meneteskan air mata.Â
Tidak banyak siswa di dalam kelas, mereka masih menikmati jam istirahat di luar. Asha mengajak beberapa temannya yang ada di ruangan untuk makan bersama, merayakan kebahagiaan dengan rasa syukur. Ia memanggil mereka untuk mendekat termasuk Vina yang sejak tadi asyik mengerjakan tugas yang belum rampung. Doa-doa menggema, menyuarakan pinta dan harapan untuk kebaikan Asha. Ditutup dengan kalimat yang mahaindah.Â
"Barokallahu fii umrik, Asha Putri Kirana," ucap mereka serempak.Â
Tamat
Bekasi, 13 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H