Mohon tunggu...
Tamariah Zahirah
Tamariah Zahirah Mohon Tunggu... Penulis - Guru di SMPN 3 Tambun Utara

Menulis salah satu cara menyalurkan hobi terutama dalam genre puisi dan cerpen. Motto : Teruslah menulis sampai kamu benar-benar paham apa yang kamu tulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesona Jala Sutra Bank Emok

29 April 2023   08:56 Diperbarui: 29 April 2023   09:18 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kenapa, Bang? Ada yang salah?"

"Ternyata nasabah atas nama Ibu Kedasih masih ada tunggakan cicilan satu kali. Mohon maaf transaksi tidak bisa dilakukan, jika salah satu nasabah belum lunas," sesal Anton.

"Waduh! Gagal cair donk hari ini! Padahal saya sedang butuh uang untuk keperluan mendesak," umpat Juju dengan raut kesal. 

"Ah gimana sih, Bu Kedasih? Gara-gara ibu, pinjaman dibatalkan! Kalau gak kuat bayar cicilan, gak usah deh ikutan utang!" bentak Sumi dengan mata melotot melihat ke arah Kedasih. 

"I-iya, maaf. Kebetulan waktu itu saya sedang sakit, jadi tidak berjualan. Otomatis tidak ada pemasukan. Bagaimana buat bayar cicilan Bank Emok, buat makan saja susah," tutur Kedasih dengan mata yang berkaca-kaca. 

"Terus gimana dong?" tanya Maya kepada semua anggota yang terlihat bingung dan diliputi rasa resah.

"Kalau kalian mau menghakimi saya, silakan saja! Tapi jujur untuk membayar utang sebanyak itu saya tidak sanggup. Saya pasrah kalau pun harus dilaporkan ke polisi," ungkap Kedasih dengan wajah melas. 

"Toh selama ini saya tidak pernah macet soal cicilan. Buktinya sudah berjalan 7 tahun bergabung menjadi nasabah Bank Emok bersama kalian," sambung Kedasih membela diri.  

"Hadeuh, pasang muka melas deh. Pengen dikasihani, kan? Masa Ibu Kedasih yang melakukan kesalahan, kami yang harus menanggung akibatnya. Gak adil tahu!" gerutu Yosi. 

"Sudah, Ibu-ibu! Jangan saling menyalahkan! Apa kalian lupa? Sebelum transaksi ada perjanjian pihak bank dengan nasabah yang harus ditepati dan semua setuju bahkan sudah menandatangani. Saya akan membacakan khusus point 5," timpal Anton berusaha menengahi kegaduhan. 

"Bertanggungjawab bersama apabila ada nasabah yang macet. Nah, seperti itu bunyinya," terang Anton kembali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun