Mohon tunggu...
Tamariah Zahirah
Tamariah Zahirah Mohon Tunggu... Penulis - Guru di SMPN 3 Tambun Utara

Menulis salah satu cara menyalurkan hobi terutama dalam genre puisi dan cerpen. Motto : Teruslah menulis sampai kamu benar-benar paham apa yang kamu tulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Alihkan Duniaku

11 Januari 2023   10:40 Diperbarui: 11 Januari 2023   12:56 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tema : Penasaran

Judul : Alihkannya Duniaku

Karya : Tamariah Zahirah 

"Hei ... cewek cantik, boleh kenalan tidak?" Seorang pria tak dikenal menyapaku tanpa ragu. Seakan bukan pemain baru dalam deretan tokoh penggoda wanita. Gerak-geriknya begitu luwes tanpa beban dan rasa malu. 

Sesekali aku mengamati gayanya yang sok merasa paling ganteng sedunia. Kaca mata hitam dan masker yang dipakainya, membuatku harus bersusah payah mengenalinya. 

"Anda siapa?" tanyaku hanya sekadar memastikan. 

"Hummm ... penasaran ya sama aku?" tanyanya balik dengan penuh kepedean.

"Oh, yea? Biasa aja, tuh!" 

"Yakin?" 

"Yakin, donk! Maaf ya, Bung! Aku hanya mau memastikan saja. Soalnya suara Anda seperti tak asing di telingaku," ucapku dengan raut jutek.

"Nanti kamu juga akan tahu. Bye ... bye ...."ucap pria itu sambil berlalu. 

"Hei ...." Suaraku terhenti perlahan, ketika menyadari sikapku yang salah. Jari-jariku mencengkram bibir yang tiba-tiba kelu, sambil menatap badan tegap yang berlalu ditelan kejauhan. 

"Kenapa aku yang jadi penasaran?" Aku masih memikirkan pria yang tadi dijumpainya di kampus. 

"Hei, Rindu, itu bukan kamu bangets! Kamu itu gadis yang terkenal paling cuek di kampus ini. Jangan ikuti emosimu!" Bertubi-tubi suara batinku menyadarkan.

Aku menatap langit-langit rumah petak yang sudah tiga tahun aku tempati. Pasalnya aku mahasiswa di kampus "Gema Cipta Karsa" yang letaknya tidak jauh dari rumah kontrakanku. 

Pikiranku menerawang jauh ke masa lalu.  Teringat saat aku harus mengambil keputusan terberat dalam hidupku. Memilih orang yang aku cintai atau membahagiakan kedua orang tuaku. 

Mereka hanya ingin melihat aku sukses dengan bekal ilmu yang bermanfaat. Meski pun, ada hati yang harus rela kulepas seperti apa pun rasa yang kukemas saat berusaha untuk ikhlas. Entah bagaimana kabarnya kini? Tak pernah lagi kudengar tentangnya. 

***

Brughhhhh 

Aku terperangah kaget, tanpa sengaja buku-buku yang ada di genggamanku telah berjatuhan. 

"Maaf, Rindu. Aku tak sengaja,"ucap pria misterius yang beberapa kali kujumpai di kampus ini. 

Walaupun tidak terlihat jelas. Kali ini wajah tampan lelaki itu, begitu membuatku klepek-klepek. Ia telah berhasil mengalihkan duniaku. Dunia kesendirian yang sempat membuatku tak bisa berpaling. Terlampau kaku hati ini, hingga menutup rapat untuk lelaki mana pun.

Aku mensesapi aroma parfum yang dipakainya. Wanginya begitu menyengat di hidung. Parfum ini  mengingatkan pada sosok pujaan hati yang pernah singgah dalam hidupku. 

"Mungkinkah itu dia ....?" Aku terus menerka dalam hati, namun mencoba menepis. 

"Ahh ... seribu parfum yang sama bisa dibeli di mana pun. Ia sudah jauh pergi dari hidupku," bisik batinku. 

Aku pun berlalu meninggalkan pria itu dengan langkah tergesa-gesa. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Mata kuliah pertama akan segera dimulai. Terbayang wajah kedua orang tuaku yang memberikan motivasi dan doa tiada henti. Merekalah yang membuatku harus terus berjuang. 

"Persetan dengan lelaki itu!

Biarkan rasa penasaran ini kubawa sampai kapan pun, hingga waktu yang mampu menjawabnya," ujarku mantap. Berusaha mengalihkan segala kecamuk dalam benak. 

Bekasi, 29 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun