Aku mensesapi aroma parfum yang dipakainya. Wanginya begitu menyengat di hidung. Parfum ini  mengingatkan pada sosok pujaan hati yang pernah singgah dalam hidupku.Â
"Mungkinkah itu dia ....?" Aku terus menerka dalam hati, namun mencoba menepis.Â
"Ahh ... seribu parfum yang sama bisa dibeli di mana pun. Ia sudah jauh pergi dari hidupku," bisik batinku.Â
Aku pun berlalu meninggalkan pria itu dengan langkah tergesa-gesa. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Mata kuliah pertama akan segera dimulai. Terbayang wajah kedua orang tuaku yang memberikan motivasi dan doa tiada henti. Merekalah yang membuatku harus terus berjuang.Â
"Persetan dengan lelaki itu!
Biarkan rasa penasaran ini kubawa sampai kapan pun, hingga waktu yang mampu menjawabnya," ujarku mantap. Berusaha mengalihkan segala kecamuk dalam benak.Â
Bekasi, 29 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H