"Aduuuhhh...."
Fitrah menabrak sebuah kursi panjang yang berjejer di ruang tamu. Ia tergesa-gesa menuju kamar Zahirah, karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan.
Tok ... tok ... tok.
Suara pintu diketuk, Â masih saja tak terdengar Zahirah menjawab. Dadanya semakin berdebar kencang. Ada keraguan dalam dirinya, untuk membuka pintu kamar. Pikiran jelek kembali mengusik hatinya. Fitrah takut ada orang yang siap menodongkan senjata tajam ke arahnya, ketika pintu dibuka.
"Tidaaaaakkk," teriaknya kencang dari balik pintu sambil menutup muka. Seketika ia dikejutkan oleh suara rintihan Zahirah, seperti sedang dalam ketakutan.
"Iiiihhhh ... iihhhhh ... ihhhhh."
"Ya Allah ada apa dengan Zahirah? Lindungilah sahabatku. Aku belum siap dia mati. Kami masih punya janji dengan As untuk menurunkan berat badan. Timbangan di akhirat lebih dahsyat daripada di dunia," ucap Fitrah sambil terisak-isak, namun masih saja ia sempat berceloteh ngakak. Sehingga cicak-cicak yang menyaksikan ikut tertawa.
T'kekkkk .... t'kekkk .... t'kekkkk.
"Hei cicak ... aku sedang tidak bercanda!"
Fitrah menjatuhkan dirinya ke lantai, dengan posisi membelakangi pintu.
Jeduuugggggg