Mohon tunggu...
Tamariah Zahirah
Tamariah Zahirah Mohon Tunggu... Penulis - Guru di SMPN 3 Tambun Utara

Menulis salah satu cara menyalurkan hobi terutama dalam genre puisi dan cerpen. Motto : Teruslah menulis sampai kamu benar-benar paham apa yang kamu tulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Restu Ibu

16 September 2022   10:46 Diperbarui: 16 September 2022   10:49 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sangat penting, Pak. Untuk syarat kelulusan saya mendapat gelar Sarjana."

Pak Dosen hanya mengangguk kepala, sambil sesekali menulis catatan pada buku yang dipegangnya. 

"Jelaskan alasan melakukan penelitian ini dan mengapa tertarik mengangkat hal tersebut dalam penelitian?" tanya Dosen lain.

"Waduh! Pertanyaan tingkat dewa," celoteh batinnya. 

Biasanya Dosen Penguji akan menilai logika berpikir mahasiswa dari alasan dan cara menjawab pertanyaan tersebut. Bila jawaban dirasa tidak masuk akal atau mahasiswa kesulitan menguraikan alasan, tentunya mengurangi penilaian.

Lagi-lagi Lala hanya menjawab sebisanya, untuk menutupi rasa gugupnya. Padahal materi ini sudah dipelajarinya semalam. Mendadak hilang dalam ingatan. 

Setelah beberapa pertanyaan diajukan. Dosen penguji mempersilakan Lala untuk meninggalkan ruangan. Tanpa memberikan catatan penting. Lala benar-benar down seakan perjuangannya sia-sia. Dia sadar sidang ini gagal. 

***

Di kamar kost berukuran 35 meter persegi, jam dinding menunjukkan pukul 20.00, Lala merebahkan badannya di sebuah kasur kecil. Dia terlihat tak bersemangat, masih memikirkan sidang siang tadi.

"Ahh, Betapa bodohnya aku!" umpat dirinya. 

Teringat pada sosok kedua orangtuanya, yang setia menunggu kabarnya. Air matanya bercucuran membasahi pipi. Kemudian diambilnya handphone yang tergeletak di sebelahnya. Lala mencoba menelpon mereka. Berkali-kali tak mendapat jawaban. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun