Selain fokus pada aspek lingkungan, pelatihan ini juga bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif di Desa Gumeng. Lilin aromaterapi buatan tangan memiliki pasar yang cukup menjanjikan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, warga desa diharapkan dapat menciptakan produk yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga meningkatkan pendapatan keluarga dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Harapan dan Tindak Lanjut
Kepala Desa Gumeng (Ibu Sri Wahyuni), menyampaikan apresiasi dan harapannya terhadap kegiatan ini. "Pelatihan ini bukan hanya mengajarkan keterampilan baru, tetapi juga membuka wawasan kami tentang pentingnya pengelolaan limbah dan peluang ekonomi kreatif. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan diikuti oleh lebih banyak warga desa," ujarnya.
Salah satu peserta pelatihan (Ibu Susianingsih), mengungkapkan rasa puas dan bangganya dapat mengikuti pelatihan ini. "Saya tidak menyangka minyak jelantah yang biasanya saya buang begitu saja bisa diolah menjadi lilin yang cantik dan wangi. Ini pengalaman yang sangat berharga," katanya.
Dengan berakhirnya pelatihan ini, Desa Gumeng semakin siap untuk mengimplementasikan hasil pelatihan dalam kehidupan sehari-hari. Warga desa diharapkan dapat terus mengembangkan keterampilan yang telah diperoleh dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas hidup serta menjaga kelestarian lingkungan.
Pelatihan Pembuatan Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah ini menjadi contoh konkret bagaimana limbah rumah tangga dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi, sekaligus mendorong ekonomi kreatif di masyarakat pedesaan. Dengan semakin banyaknya inisiatif serupa, diharapkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah dan potensi ekonomi kreatif dapat terus meningkat di seluruh Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H