Mohon tunggu...
Dewi Sulistiawaty
Dewi Sulistiawaty Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Make it simple!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penguatan Karakter Berbasis Gastronomi Melalui Program Makanan Bergizi di Sekolah

15 Desember 2024   00:55 Diperbarui: 15 Desember 2024   02:18 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penguatan Karakter di Sekolah (Sumber: Studio Indonesia/ Satrio Ramadhan

Untuk menciptakan manusia dengan kepribadian yang unggul, bermoral, dan bertanggung jawab, maka diperlukan yang namanya pendidikan karakter. Tak hanya menanamkan mana yang benar dan mana yang salah, namun pendidikan karakter juga menekankan pentingnya mempelajari dan mempraktikkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai etika dan moral dalam kehidupannya sehari-hari.

Ki Hajar Dewantara sendiri pernah menyebutkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya untuk menanamkan nilai-nilai moral, budi pekerti yang luhur dalam sikap, perilaku, dan kegiatan anak didik, dengan menekankan pada prinsip asah, asih, asuh, serta nilai keteladanan yang perlu dihidupkan di setiap lembaga pendidikan. Pembangunan karakter pun mesti yang berakar pada budaya lokal dan nilai-nilai universal.

Tak hanya bertujuan mewujudkan manusia yang berakhlak mulia, pendidikan karakter juga berguna untuk mengatasi krisis moral, mengembangkan kecerdasan emosional, serta membentuk generasi muda yang berkualitas sebagai langkah awal untuk mempersiapkan masa depannya nanti. Menanamkan pendidikan karakter pada anak didik dapat diterapkan melalui berbagai mata pelajaran, seperti ilmu sosial, ilmu bahasa, sains, olahraga, seni budaya, hingga kegiatan ekstrakurikuler, seperti pramuka, PMR, futsal, dan lain sebagainya.

Selain memperoleh pendidikan karakter di rumah dari orang tua atau keluarganya, maka sekolah merupakan garda terdepan dalam mengawal perkembangan karakter setiap peserta didik. Tak hanya melalui mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler saja, pendidikan karakter ternyata juga bisa dikembangkan melalui program Makan Bergizi Gratis yang sebentar lagi akan dilaksanakan di sekolah-sekolah.

Pemberian makanan bergizi di sekolah akan menjadi pengalaman makan yang berpotensi efektif meningkatkan rasa patriotisme dan cinta tanah air. Saat makan bersama di sekolah, anak-anak diajarkan untuk makan tepat waktu, menghabiskan makanannya, dan menjaga kebersihan setelah makan. Hal ini dapat membantu pembentukan karakter yang disiplin dan bertanggung jawab. Keberhasilan penguatan karakter peserta didik melalui program makanan bergizi di sekolah ini tentunya tak lepas dari peran guru sebagai tenaga pendidik di sekolah.    

Kegiatan Edukasi Pengenalan Pendidikan Karakter Berbasis Gastronomi Indonesia (Sumber: tamankata)
Kegiatan Edukasi Pengenalan Pendidikan Karakter Berbasis Gastronomi Indonesia (Sumber: tamankata)

Seperti yang disebutkan oleh Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek SpM(K) pada kegiatan edukasi dengan topik Pengenalan Pendidikan Karakter Berbasis Gastronomi Indonesia di Hotel Ambhara Jakarta pada Sabtu, 14 Desember 2024. Sebagai Ketua Dewan Pembina Indonesian Gastronomy Community (IGC), Prof. Nila mengatakan bahwa guru merupakan garda terdepan dalam mendidik dan mengembangkan karakter anak melalui program Makan Bergizi Gratis tersebut.  

"Berikanlah teladan kepada mereka. Inspirasi anak-anak untuk menjadi yang terbaik bagi mereka. Seperti menghargai bahan-bahan lokal atau menghargai anugerah dari alam, bahwa semua itu diperoleh dari sebuah usaha, dan bukan datang begitu saja dari langit. Saya harap kita bisa bekerja bersama untuk perubahan yang kita harapkan bagi anak-anak sebagai generasi masa depan," ujar Prof. Nila dihadapan para guru yang menjadi peserta dalam kegiatan tersebut.

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, Veronica Tan yang turut hadir pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwa untuk mewujudkan anak-anak yang berkarakter diperlukan kolaborasi dari semua pihak. Seluruh stakeholder mesti bersama-sama bergerak, menggunakan segala kreativitas, serta memberikan yang terbaik pada anak-anak.  

Sebelumnya, IGC pernah merekomendasikan dan mendorong pelaksanaan program pendidikan karakter berbasis gastronomi Indonesia di sekolah-sekolah untuk mewujudkan gastronomi yang berkelanjutan. Pelaksanaannya dapat berupa edukasi dengan mengajarkan kepada peserta didik mengenai pentingnya menerapkan makanan yang berkelanjutan, seperti menghabiskan makanan dan tidak membuang-buang makanan, menjaga kebersihan setelah makan, serta berbagai hal lainnya yang berdampak positif pada lingkungan, kesehatan, serta dapat membentuk karakter yang baik pada diri mereka.

Kehadiran program Makan Bergizi Gratis di sekolah yang efektif berlaku pada 2 Januari 2025 nanti menjadi momentum baik untuk menguatkan karakter dan nilai-nilai positif kepada generasi muda. Dengan begitu, program ini tidak saja memberikan makanan bergizi yang baik untuk kesehatan tubuh, namun sekaligus juga dapat menjadi sarana untuk menanamkan pendidikan karakter berbasis gastronomi Indonesia kepada setiap peserta didik.

Ria Musiawan selaku Ketua Umum IGC mengatakan bahwa dalam ilmu gastronomi, makanan bukanlah sekedar untuk memenuhi kebutuhan biologis saja, namun juga dapat membentuk karakter positif, seperti kebersamaan, rasa syukur, serta penghargaan terhadap keberagaman budaya. "Program makan bergizi di sekolah dapat menjadi sarana untuk mengajarkan anak mengenai etika makan, kerja sama, kebersihan, dan juga membentuk praktik pola makan dengan penuh kesadaran atau mindful eating," ungkapnya.

Agar program tersebut dapat berjalan lancar, IGC pun telah menyusun dan mengeluarkan buku berupa Modul Ajar Sekolah Dasar, Pendidikan Karakter Melalui Program Makan Siang Bergizi yang Berorientasi Gastronomi Indonesia. Modul ini dapat menjadi panduan bagi para guru untuk memberikan edukasi karakter berbasiskan gastronomi kepada peserta didiknya. Selaku Sekjen IGC, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH mengatakan bahwa pada waktu makan, pengalaman emosional anak biasanya akan berjalan dengan baik, sehingga pesan apapun yang disampaikan oleh gurunya akan lebih optimal dicerna oleh anak didik tersebut.

"Saat program Makan Bergizi di mulai nanti, ketika makanan sudah disajikan di atas meja, tugas nomor satu adalah makanan harus dihabiskan, tidak ada sampah, pada waktu makan bikin suasana makan jadi menyenangkan, dan kita bisikkan pesan-pesan kemanusiaan, kebaikan, moral, kebangsaan, patriotisme, cinta tanah air yang berbasis gastronomi Indonesia," pungkas Dr. Ray sembari berpesan kepada semua guru yang hadir.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun