Lalu apa yang menjadi faktor dominan dari kondisi kesepian tersebut? Diketahui dari 44% warga Jabodetabek yang mengalami kesepian derajat sedang, beberapa di antaranya mengaku sering merasa tidak cocok dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, sering merasa malu dan minder, sering merasa tidak dekat dengan orang lain, serta sering merasa hobi dan idenya tidak sama dengan orang-orang di sekitarnya. Sementara beberapa lainnya mengaku sering merasa tidak memiliki teman, sering merasa ditinggalkan, dan sering merasa sendiri.
Dari hasil studi tersebut HCC merekomendasikan agar segera dilakukan skrining dan mitigasi psikologis di tingkat komunitas, identifikasi metode dan alat skrining wellbeing, serta pemanfaatan potensi digital atau AI-based screening. Selain itu, pengadaan ruang publik yang benar-benar ramah publik dan mendukung peer-support  juga harus dioptimasi, serta dilakukannya identifikasi 'nilai komunitas' berbasis 'local-wisdom', yang dipromosikan secara besar-besaran.  Â
"Intinya hasil studi ini untuk membuat sebuah pemahaman dan menjadi pemantik bagi semua, bahwa jika WHO sudah menyatakan kalau secara global kesepian itu adalah isu kesehatan yang serius dan fatal, maka dari studi ini sudah menunjukkan bahwa isu global tersebut ternyata memiliki relevansi dengan Indonesia. Untuk selanjutnya, harus ada identifikasi dan intervensi," pungkasnya. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H