Mohon tunggu...
Dewi Sulistiawaty
Dewi Sulistiawaty Mohon Tunggu... Content Creator

Make it simple!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hasil Studi Ungkap, 4 dari 10 Warga Jabodetabek Alami Kesepian Derajat Sedang

20 Desember 2023   00:49 Diperbarui: 20 Desember 2023   08:07 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kesepian (Sumber gambar: Canva)

Siapa sangka jika di tengah keramaian dan hiruk pikuknya kehidupan warga Jabodetabek yang selalu nampak sibuk, ada kesepian yang dialami oleh hampir sebagian penghuninya. Informasi ini diperoleh dari hasil studi yang dilakukan Health Collaborative Center (HCC), yang mengungkapkan bahwa 4 dari 10 warga Jabodetabek mengalami kesepian dengan tingkat derajat sedang hingga berat.

Data yang ditemukan ini tentu saja cukup mengkhawatirkan, mengingat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja menetapkan bahwa kesepian menjadi ancaman kesehatan global yang mendesak. Kesepian disebut sebagai sebuah ancaman serius yang perlu diprioritaskan penanganannya, karena memiliki risiko kematian yang sama dengan kebiasaan merokok 15 batang sehari.

Dampak dari kesepian ini memang tidak main-main. Seseorang yang kesepian dengan derajat sedang hingga berat, jika tidak segera mendapat penanganan maka akan berisiko terkena demensia, penyakit jantung dan pembuluh darah, hingga keinginan untuk bunuh diri. WHO pun menganjurkan agar setiap negara memasukkan agenda mitigasi dan preventif kesepian pada program kesehatannya.

Studi HCC: 44% Warga Jabodetabek Alami Kesepian Derajat Sedang

Dr. Ray ungkapkan hasil studi derajat kesepian di Jabodetabek (Sumber gambar: pribadi)
Dr. Ray ungkapkan hasil studi derajat kesepian di Jabodetabek (Sumber gambar: pribadi)

Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi HCC untuk melakukan studi derajat kesepian terhadap warga Jabodetabek, sebagai populasi yang dianggap cukup mewakili populasi masyarakat Indonesia. Studi ini melibatkan 1226 responden, dengan mayoritas responden yang ikut berkontribusi berjenis kelamin perempuan, usia direntang 19-60 tahun dengan median 40 tahun, dan rentang pendidikan merata.

Informasi ini disampaikan oleh Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK selaku Peneliti Utama sekaligus Ketua HCC pada hari Selasa, 19 Desember 2023 di Beautika Resto, Jakarta. Dr. Ray menjelaskan bahwa studi tersebut dilakukan melalui survei online, dengan menggunakan metode random sampling rapid-respond. Untuk tahapan dan credibility check, HCC menggunakan kuesioner global UCLA Loneliness Scale, dengan tingkat kepercayaan Cl 95%, dan margin of error 2,3.   

"Dari seluruh responden ini diketahui 82% nya sudah menikah, 32% merupakan perantau atau pendatang dan bukan warga asli dari Jabodetabek, serta 47% nya masih tinggal bersama keluarga. Status pernikahan ini juga penting karena ada penelitian yang menyebutkan bahwa status tersebut berhubungan dengan tingkat kesepian," ujar Dr. Ray.

Dari hasil studi diketahui bahwa ternyata 44% warga Jabodetabek mengalami kesepian dengan derajat sedang, dan 6% alami kesepian dengan derajat berat. Angka ini menunjukkan jika 4 dari 10 warga Jabodetabek mengalami kesepian sedang. Menurut Dr. Ray, angka ini terbilang tinggi, jika dibandingkan dengan data kesepian global dari WHO yang berada di angka 17% - 23%.

Untuk diketahui, skala kesepian terdiri dari 4 tingkatan, yaitu Tidak Kesepian, Kesepian Rendah, Kesepian Sedang, dan Kesepian Berat. Dr. Ray mengatakan jika seseorang sudah mengalami kesepian tingkat sedang hingga berat, maka perlu dilakukan intervensi, karena berarti orang tersebut sudah mengalami kesepian yang membutuhkan bantuan.  

Lebih lanjut Dr. Ray menjelaskan bahwa ada empat faktor yang sangat dominan terkait hasil studi derajat kesepian terhadap warga Jabodetabek, yakni 6 dari 10 perantau di Jabodetabek mengalami kesepian sedang, 5 dari 10 warga usia muda di Jabodetabek mengalami kesepian sedang, 6 dari 10 warga yang belum/ tidak menikah di Jabodetabek mengalami kesepian sedang, dan 5 dari 10 perempuan di Jabodetabek mengalami kesepian sedang. Menurut Dr. Ray, data tersebut masih perlu dilakukan analisis secara mendalam, karena hasil studi ini masih merupakan potret sementara yang diperoleh HCC dengan kondisi kesepian di Jabodetabek.

Lalu apa yang menjadi faktor dominan dari kondisi kesepian tersebut? Diketahui dari 44% warga Jabodetabek yang mengalami kesepian derajat sedang, beberapa di antaranya mengaku sering merasa tidak cocok dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, sering merasa malu dan minder, sering merasa tidak dekat dengan orang lain, serta sering merasa hobi dan idenya tidak sama dengan orang-orang di sekitarnya. Sementara beberapa lainnya mengaku sering merasa tidak memiliki teman, sering merasa ditinggalkan, dan sering merasa sendiri.

Dari hasil studi tersebut HCC merekomendasikan agar segera dilakukan skrining dan mitigasi psikologis di tingkat komunitas, identifikasi metode dan alat skrining wellbeing, serta pemanfaatan potensi digital atau AI-based screening. Selain itu, pengadaan ruang publik yang benar-benar ramah publik dan mendukung peer-support  juga harus dioptimasi, serta dilakukannya identifikasi 'nilai komunitas' berbasis 'local-wisdom', yang dipromosikan secara besar-besaran.   

"Intinya hasil studi ini untuk membuat sebuah pemahaman dan menjadi pemantik bagi semua, bahwa jika WHO sudah menyatakan kalau secara global kesepian itu adalah isu kesehatan yang serius dan fatal, maka dari studi ini sudah menunjukkan bahwa isu global tersebut ternyata memiliki relevansi dengan Indonesia. Untuk selanjutnya, harus ada identifikasi dan intervensi," pungkasnya.      

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun