Mohon tunggu...
Tamam Malaka
Tamam Malaka Mohon Tunggu... social worker -

pejalan yang menyukai sunyi tetapi pun menyenangi keramaian alam pikir umat manusia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Patung

3 Juni 2015   08:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:23 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_421868" align="alignnone" width="400" caption="poto | fidazalfa.wordpress.com"][/caption]

Kau tahu apa itu patung?
Tegak, kokoh dan gagah ia berdiri

Saat kau melihatnya, pikiranmu sontak
muncul gerakan demi gerakan. Hidungmu
mencium baunya. Matamu melihat
gerakan-
gerakannya.

Bahkan deru napasnya
bisa kau dengar begitu jelas.

Sesekali telingamu juga mendengar lantang-
lantang suaranya. Tetapi apakah kau memang
melihat dia benar-
benar bergerak?

Mengiramakan
napas? Berbicara
dan memunculkan
bebauan?

Oh, lantas bagaimana dengan
dirimu?

Aku melihatmu bergerak
Ke sana dan ke mari. Lalu-lalang
dari ke utara ke selatan. Dari
arah barat menuju timur.

Melebihi gasing.

Berputar-
putar dan memberi
deru sedemikian rupa

tetapi aku melihatmu
sebenarnya tidak
bergerak. Ya tidak
bergerak
sama sekali,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun