Beberapa contoh kutipan yang dapat kita lihat, yakni ; (Mzm 22:2) "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku." - dilanjutkan masih dalam pasal yang sama (Mzm 22:20) "Tetapi Engkau, Tuhan, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!" - Kita bisa melihat bahwa Raja Daud adalah pribadi yang senantiasa jujur dihadapan Tuhan. Waktu Raja Daud merasa sakit hati, ia kecewa dengan Tuhan, ia marah sehabis-habisnya, namun diakhir tulisannya selalu ada kata-kata pengharapan. Ketangguhan iman seperti ini perlu ada dalam pribadi kita.Â
Contoh lain masih dapat kita temukan; waktu Raja Daud jatuh dalam dosa, ia merasa relasinya dengan Tuhan sedang rusak, ia segera mohon ampun dan berekonsiliasi dengan Tuhan. (Mzm 51:3) "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!" dan kita bisa melihat, bahwa raja Daud adalah pribadi yang selalu rindu akan hadirat Tuhan. Dia tidak ingin Roh Kudus Tuhan yang bertahta tinggal didalam hatinya diambil oleh Tuhan kembali karena telah melakukan perbuatan berdosa. (Mzm 51:13) "Janganlah membuang aku dari hadapanMu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!" - (Mzm 139:7) "Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?". Raja Daud adalah sosok pemimpin yang takut akan Tuhan.
Kesimpulan
Dari beberapa kutipan mazmur yang saya ambil di atas, saya bisa merefleksikan terkadang dalam perjalanan hidup panggilan ini, banyak masalah dan persoalan yang sulit saya mengerti. Dalam keadaan krisis seperti itu, saya sering kali tidak mengambil waktu tenang untuk duduk diam tinggal bersama Tuhan. Saya menghadapi masalah hidup ini tidak dengan kelembutan hati dan keteguhan iman akan pertolongan Tuhan. Saya jadi mengerti bahwasannya Tuhan sangat rindu dan menghendaki saya untuk kembali kepadaNya, membangun ritme hidup doa dalam keheningan. Tuhan itu sumber kekuatan kita. waktu kita dihadapkan dengan masalah hidup ini, kita dipanggil untuk merespon dengan hati yang tenang agar tetap bisa merasakan damaiNya Tuhan. Saya harus mulai mengeluarkan kata-kata penuh pengharapan agar cara pandang saya melihat masalah ini tidak dengan cara yang melukai hati Tuhan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H