Korupsi dalam pemerintahan dapat merusak lingkungan hidup, sumber daya alam, dan keanekaragaman hayati, karena menyebabkan kerusakan ekologis akibat pengambilan sumber daya alam yang tidak memperhatikan kelestarian. Ketidakjujuran juga menyebabkan pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah industri atau pertambangan yang tidak memenuhi standar. Hal ini juga mengancam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Contoh Penerapan Anti Korupsi
Salah satu cara untuk menunjukkan sikap atau perilaku yang menolak korupsi dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan tidak memberi atau menerima gratifikasi. Gratifikasi adalah bentuk pemberian yang diberikan kepada pejabat atau pegawai negeri dengan tujuan untuk mempengaruhi keputusan atau tindakan mereka yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaan mereka. Gratifikasi dapat mengambil bentuk uang, barang, jasa, atau hal lain yang bernilai. Gratifikasi dapat merusak kepentingan publik, menghambat pelayanan publik, dan menciptakan ketimpangan.
Jika bisa dibayangkan bagaimana contoh yang menjelaskan sikap atau perilaku anti korupsi dalam hal tidak melakukan gratifikasi:
Rina adalah seorang guru di sebuah sekolah dasar negeri. Dia bertanggung jawab untuk mengajar kelas 6 dan menyiapkan siswa-siswanya untuk mengikuti ujian nasional. Suatu hari, dia mendapat kiriman paket dari salah satu orang tua muridnya. Di dalam paket tersebut, ada sebuah amplop berisi uang tunai sebesar 5 juta rupiah dan sebuah surat yang berisi permintaan agar Rina memberikan nilai bagus kepada anaknya yang bernama Budi.Â
Rina merasa terkejut dan marah dengan paket tersebut. Dia menganggap itu sebagai bentuk gratifikasi yang tidak pantas dan tidak etis. Dia segera menghubungi orang tua Budi dan menolak paket tersebut. Dia menjelaskan bahwa nilai siswa-siswanya ditentukan berdasarkan hasil ujian nasional yang objektif dan tidak bisa dibeli dengan uang. Dia juga mengingatkan bahwa gratifikasi adalah tindakan korupsi yang melanggar hukum dan bisa dikenai sanksi pidana.Â
Orang tua Budi merasa malu dan menyesal dengan perbuatannya. Dia meminta maaf kepada Rina dan mengambil kembali paket tersebut. Dia menyadari bahwa dia telah salah dan tidak menghargai profesionalisme Rina sebagai guru. Dia berjanji untuk tidak mengulangi lagi kesalahan tersebut dan mendukung proses belajar anaknya dengan cara yang benar.
Dengan sikap dan perilaku anti korupsi seperti Rina, manusia bisa membantu mencegah dan memberantas korupsi di Indonesia. Siapa saja bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya untuk tidak melakukan gratifikasi dan menghormati integritas para pejabat dan pegawai negeri. Bahkan semua orang juga bisa meningkatkan kualitas pelayanan publik dan menciptakan keadilan sosial bagi semua warga negara.
Sumber:
Grindle, M.S. (1980). Politics and Policy Implementation in The Third World. New Jersey: Princeton University Press
Ohman, Magnus & Zainulbhai, Hani. (2009). Regulating Political Finance, The Global Experience. Washington: IFES.