Mohon tunggu...
Talitha Nabilah
Talitha Nabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Antropolgi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dampak Minimnya Transportasi Umum bagi Warga Surabaya untuk Bermobilisasi

28 Juni 2024   14:00 Diperbarui: 28 Juni 2024   17:46 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Surabaya, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, tengah menghadapi tantangan mobilitas yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi yang pesat. Mobilitas merupakan aspek kunci dalam kehidupan perkotaan yang mencakup aksesibilitas ke tempat kerja, pendidikan, pusat perbelanjaan, layanan kesehatan, serta aktivitas sosial dan rekreasi. 

Dalam konteks ini, transportasi umum memainkan peran krusial dalam memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk kota. Namun, Surabaya masih menghadapi berbagai kendala dalam penyediaan transportasi umum yang memadai. 

Transportasi umum di Surabaya mengalami berbagai kendala, seperti minimnya jangkauan rute, frekuensi yang tidak memadai, dan kualitas layanan yang kurang memuaskan. 

Hal ini berdampak signifikan pada mobilitas penduduk dan menyebabkan berbagai permasalahan seperti kemacetan lalu lintas, peningkatan polusi udara, dan tekanan terhadap infrastruktur jalan yang sudah padat. 

Beberapa faktor yang menyebabkan minimnya transportasi umum di Surabaya di antaranya adalah minimnya rute dan jangkauan yang menyebabkan sebagian besar wilayah kota sulit diakses

Minimnya transportasi umum di Surabaya berdampak pada berbagai aspek kehidupan warga, termasuk kemacetan lalu lintas yang menjadi masalah serius dengan mengakibatkan peningkatan waktu perjalanan dan stres bagi pengemudi, serta tingginya tingkat polusi udara akibat banyaknya kendaraan pribadi di jalan raya yang berdampak buruk pada kesehatan masyarakat. Selain itu, tingginya volume kendaraan di jalan raya juga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. 

Minimnya transportasi umum juga menghambat akses warga ke fasilitas kesehatan yang berlokasi jauh dari tempat tinggal mereka, yang berdampak negatif pada kesehatan warga, serta menyebabkan kesulitan dalam mencari pekerjaan atau mengakses tempat kerja, yang dapat menjadi hambatan ekonomi bagi warga. 

Biaya penggunaan kendaraan pribadi atau ojek online sebagai pengganti transportasi umum dapat mengurangi pendapatan mereka, yang pada akhirnya mempengaruhi stabilitas keuangan individu dan keluarga.

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang efektif, seperti memperluas rute dan jangkauan transportasi umum untuk mencakup daerah-daerah terpencil, menambah jumlah armada dan meningkatkan frekuensi perjalanan untuk mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan efisiensi, serta meningkatkan aspek kebersihan, kenyamanan, dan ketepatan waktu transportasi umum dengan memperbarui kendaraan yang sudah tua. 

Selain itu, integrasi sistem transportasi umum dengan moda transportasi lain, seperti kereta api dan sepeda, sangat penting untuk meningkatkan efisiensi mobilitas, dan peningkatan investasi dalam pengembangan serta pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi umum juga diperlukan. 

Reformasi regulasi yang mendukung pengembangan transportasi umum yang efektif, termasuk perizinan, perpajakan, dan aturan pengoperasian, juga menjadi kunci. 

Salah satu langkah positif yang sudah dilakukan pemerintah Surabaya adalah penyediaan Bus Suroboyo, yang dirancang untuk mengatasi permasalahan transportasi dan mengedukasi warga dalam mengurangi permasalahan sampah. Namun, lebih banyak upaya yang perlu dilakukan untuk menciptakan sistem transportasi umum yang efisien, ramah lingkungan, dan terjangkau. 

Dengan memahami latar belakang permasalahan ini dan mengkaji dampaknya, kita dapat lebih mudah mengidentifikasi solusi yang efektif untuk peningkatan sistem transportasi umum dan mobilitas warga Surabaya. Solusi yang holistik dan kolaboratif akan menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan ini dan memperbaiki kualitas hidup warga Surabaya.

Pembahasan faktor-faktor penyebab minimnya transportasi umum di Surabaya mencakup beberapa aspek penting. Transportasi umum yang efisien dan terintegrasi adalah pondasi penting dalam mobilitas perkotaan yang sukses. Namun, di kota-kota seperti Surabaya, seringkali kita menghadapi tantangan dalam hal keterbatasan dan minimnya transportasi umum yang memadai. Sejumlah faktor mempengaruhi masalah ini, tanpa adanya hierarki tertentu, dan memahami aspek-aspek ini penting untuk mencari solusi yang efektif. 

Pertama, pertumbuhan populasi yang cepat merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi minimnya transportasi umum di Surabaya. Dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, permintaan akan transportasi umum juga meningkat. Namun, pembangunan dan peluasan sistem transportasi umum seringkali tidak mampu mengimbangi pertumbuhan ini, sehingga menyebabkan kekurangan layanan yang mencukupi.

Persepsi masyarakat terhadap transportasi umum juga mempengaruhi minimnya pemanfaatannya. Kualitas layanan yang rendah, keamanan yang kurang, dan kurangnya rasa nyaman saat menggunakan transportasi umum dapat menyebabkan masyarakat beralih ke kendaraan pribadi. 

Pola pikir ini menciptakan lingkaran setan di mana kurangnya penggunaan transportasi umum mengakibatkan kurangnya pendapatan, yang pada gilirannya mengarah pada layanan yang lebih buruk. 

Selain itu, tantangan geografis dan topografi Surabaya juga dapat menjadi faktor penyebab minimnya transportasi umum. Struktur kota, yang mungkin terpisah oleh sungai dan jalan yang padat, dapat menghambat pengembangan jaringan transportasi umum yang efisien. Ini memerlukan solusi kreatif dan mahal untuk mengatasi hambatan geografis. 

Terakhir, faktor ekonomi seperti biaya operasional dan biaya tiket juga berkontribusi pada masalah minimnya transportasi umum. Operator transportasi umum seringkali kesulitan mengoperasikan layanan yang ekonomis, sementara masyarakat mungkin merasa tiket mahal dan tidak terjangkau. Minimnya transportasi umum di Surabaya merupakan masalah multifaktor yang memerlukan solusi terkoordinasi dan berkelanjutan. 

Dengan investasi yang tepat, regulasi yang baik, dan upaya untuk meningkatkan persepsi masyarakat terhadap transportasi umum, Surabaya dapat mengatasi hambatan ini dan menciptakan sistem transportasi umum yang lebih efisien dan inklusif untuk kepentingan semua warganya.

Dampak minimnya transportasi umum terhadap mobilitas warga Surabaya sangat signifikan. Salah satu dampak utama dari minimnya transportasi umum di Surabaya adalah kemacetan lalu lintas yang semakin parah.

Dengan jumlah kendaraan pribadi yang terus bertambah, minimnya alternatif transportasi umum yang efisien mengarah pada peningkatan lalu lintas di jalan-jalan utama. 

Kemacetan lalu lintas bukan hanya menyebabkan keterlambatan dalam perjalanan, tetapi juga berdampak negatif pada kualitas udara dan kesehatan warga kota. Keterbatasan transportasi umum juga mempengaruhi aksesibilitas ke fasilitas dan layanan penting. 

Warga yang tidak memiliki kendaraan pribadi, terutama mereka dari lapisan ekonomi rendah, mungkin kesulitan untuk mengakses pekerjaan, pendidikan, perawatan kesehatan, dan pusat perbelanjaan. Hal ini dapat membatasi peluang sosial dan ekonomi mereka. 

Selain itu, minimnya transportasi umum dapat menyebabkan beban finansial yang tinggi bagi warga. Mereka yang terpaksa mengandalkan taksi atau layanan transportasi berbayar lainnya mungkin harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk perjalanan sehari-hari. Ini dapat mempersempit anggaran keluarga dan mempengaruhi kualitas hidup mereka.

Dampak psikologis juga perlu diperhatikan. Ketika warga terus menerus mengalami keterlambatan dan tekanan akibat kemacetan, hal ini dapat menyebabkan stres dan kelelahan. Kualitas hidup mereka dapat menurun akibat ketidaknyamanan dan tekanan yang berkelanjutan. 

Selain itu, minimnya transportasi umum dapat mengurangi efisiensi waktu warga. Keterbatasan opsi transportasi dapat mengharuskan warga untuk merencanakan perjalanan mereka dengan sangat hati-hati, membuang waktu berharga dalam perjalanan yang panjang, dan mengurangi produktivitas mereka. 

Terkait dengan aspek lingkungan, penggunaan kendaraan pribadi yang lebih tinggi akibat kurangnya transportasi umum berdampak negatif pada polusi udara dan kontribusi emisi gas rumah kaca. Ini berkontribusi pada masalah lingkungan yang semakin mendesak. 

Dalam sebuah kota yang semakin padat seperti Surabaya, mobilitas yang lancar dan efisien sangat penting untuk menjaga kehidupan perkotaan yang berkelanjutan. 

Dengan memahami dampak minimnya transportasi umum, kita dapat menyadari betapa pentingnya investasi dalam sistem transportasi umum yang lebih baik, serta menggencarkan upaya untuk mengatasi masalah mobilitas warga agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka serta kesejahteraan kota secara keseluruhan.

Untuk meningkatkan aksesibilitas, pengembangan intermodality perlu diperhatikan. Ini berarti memudahkan penumpang untuk berpindah antar moda transportasi, seperti kereta, bus, dan sepeda. Stasiun transfer yang baik dan jalur pejalan kaki yang aman dapat membantu mendorong orang untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. 

Selain itu, upaya perubahan perilaku juga penting. Mengedukasi masyarakat tentang manfaat menggunakan transportasi umum, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, dan mendorong berbagi perjalanan adalah cara untuk mengurangi tekanan pada jalan raya.

Terakhir, kesadaran akan masalah lingkungan dan perubahan iklim harus dipromosikan. Transportasi umum yang lebih ramah lingkungan, seperti bus listrik atau kereta bertenaga listrik, dapat menjadi pilihan yang lebih berkelanjutan. 

Meningkatkan ketersediaan dan kualitas transportasi umum di Surabaya bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan upaya bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, kita dapat menciptakan sistem transportasi umum yang lebih baik. 

Hal ini akan membantu mengatasi dampak negatif dari minimnya transportasi umum, seperti kemacetan, tekanan psikologis, dan masalah lingkungan, sambil memberikan manfaat yang lebih besar bagi mobilitas warga dan perkembangan kota secara keseluruhan. 

Dengan demikian, Surabaya dapat menjadi kota yang lebih berkelanjutan dan inklusif, di mana semua warganya memiliki akses yang adil dan merata terhadap transportasi umum yang efisien dan berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun